4 Fakta Ki Hajar Dewantara Perjuangkan Pendidikan Negeri Ini

Ki Hajar Dewantara
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Setiap tanggal 2 Mei, Indonesia memperingatinya sebagai Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas. Penetapan 2 Mei sebagai Hardiknas merujuk pada hari kelahiran Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, Ki Hajar Dewantara.

Cerita Perjuangan TikTokers Sasya Livisya, Sering Dapat Hate Comment karena Penampilannya

Hal itu diatur dalam Surat Keputusan Presiden Nomor 316 tanggal 16 Desember 1959. Penetapan tersebut sebagai penghargaan terhadap jasa-jasa tokoh pelopor pendidikan di Indonesia tersebut.

Ki Hajar Dewantara memberikan garis besar pendidikan nasional baik secara praktik maupun konsepsi. Namun demikian, tidak banyak yang tahu secara jelas jasa-jasa, dan hal-hal yang telah diperjuangkan oleh pemilik nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ini hingga akhirnya ia ditetapkan sebagai tokoh pendidikan nasional.

YouTube Luncurkan sebuah Serial Dokumenter 5 bagian berjudul “Seribu Kartini”

Berikut ini beberapa hal yang mungkin tidak banyak diketahui orang tentang Ki Hajar Dewantara yang lahir pada 2 Mei 1889 dalam memperjuangkan pendidikan untuk kaum pribumi, dikutip dari berbagai sumber.

1. Menentang Penertiban Sekolah Liar

Kisah 2 Pemuda Mualaf yang Bikin Geger, Orang Sekampungnya Auto Masuk Islam

Seperti dalam terminologi sejarah yang ditulis AB Lapian, Ki Hajar Dewantara telah berjuang menentang ordonansi (pengaturan) sekolah liar serta diberlakukannya sistem pajak rumah tangga Taman Siswa sejak tahun 1932. Ia menentang diskriminasi tunjangan anak di sekolah pemerintahan dan sekolah swasta.

2. Memperjuangkan Akses Pendidikan

Saat era pendidikan Belanda, tidak semua warga Indonesia bisa bersekolah. Hanya mereka yang keturunan priyayi alias bangsawan yang bisa mengenyam pendidikan. Gelisah akan kondisi pendidikan Hindia Belanda yang diskriminatif, ia akhirnya mendirikan Taman Siswa. Tujuannya untuk memperluas akses pendidikan bagi semua kalangan.

3. Dibuang ke Belanda

Akibat aksi-aksi serta pemikirannya yang revolusioner terhadap pemerintahan kolonial, ia menjadi sorotan pemerintah Hindia Belanda saat itu. Akhirnya, Gubernur Jenderal Hindia Belanda mengeluarkan keputusan pada 18 Agustus 1913 untuk mengasingkan Ki Hajar Dewantara ke Belanda. Ia menjalani masa pembuangan selama enam tahun, hingga pada 6 September 1919 kembali ke Indonesia.

4. Keluar Masuk Penjara

Pembuangan selama enam tahun ternyata tidak membuat Ki Hajar Dewantara takut. Ia justru kian semangat mengobarkan semangat-semangat revolusioner lewat pendidikan. Dalam salah satu tulisannya, ia dianggap menghina dan melecehkan Ratu Belanda. Akhirnya pada tahun 1920, ia mulai rajin keluar masuk penjara. Ia sempat dibui di Pekalongan, setelah sebelumnya di Mlaten, Semarang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya