Kisah Altha Rivan, Bantu Korban Gempa Lombok Lewat Seni

Altha Rivan, seniman yang bantu korban gempa Lombok
Sumber :
  • Viva.co.id/Bimo Aria

VIVA – Saat gempa berkekuatan 7,00 SR mengguncang Lombok dan sekitarnya, Minggu 29 Juli 2018, hampir seluruh pulau Lombok merasakan guncangan itu. Tak terkecuali Altha Rivan, seorang seniman yang sejak tahun 2010 memutuskan untuk menetap di Desa Dopang, Gunung Sahari, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. 

YouTube Luncurkan sebuah Serial Dokumenter 5 bagian berjudul “Seribu Kartini”

Ia merasakan persis bagaimana gempa tersebut memporak porandakan banyak bangunan di Pulau yang kerap menjadi tujuan wisata itu. Seperti halnya korban lainnya, Altha mengaku sempat panik dan terguncang akibat gempa tersebut. Tapi nalurinya sebagai sesama manusia langsung terpanggil melihat banyak korban dengan kondisi yang lebih parah darinya. 

"Itu intuisi sebagai manusia yang harus saling bantu langsung muncul. Di sisi lain saya pengen menghibur diri sendiri, karena kalau kalau diam justru stres," ungkap Altha kepada VIVA, di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. 

Kisah 2 Pemuda Mualaf yang Bikin Geger, Orang Sekampungnya Auto Masuk Islam

Seminggu setelah gempa pertama, ia langsung berkelilig ke sejumlah lokasi terdampak untuk memberikan bantuan. Sebagai seorang seniman, ia berusaha membantu dengan apa yang ia bisa dan miliki. Bersama dengan sejumlah komunitas seni yang ada di Lombok, Altha berusaha mengurangi trauma pada sejumlah korban yang ia temui. 

"Pertama membantu semua mengalir saja, kita bingung karena donasi justru malah banyak sekali,  akhirnya kita mengelola duit ini buat apa. Akhirnya balik ke kemampuan, kita fokus ke mental healing ke pendekatan kesenian pada korban," ungkap dia. 

Viral Kisah Pilu Seorang Suami Rela Jual Organ Tubuh demi Bisa Hidup Bersama Istri

Ia pun mengajak para korban gempa untuk membuat karya seni, seperti lukisan hingga pewayangan, yang didalamnya disisipkan semangat untuk bergotong royong. Ia juga membuat sebuah mural sebagai monumen pengingat di lokasi terdampak. 

"Perlu diingat bahwa ini bukan sebuah musibah, kita jangan cepet lupa, harus terima, dan harus ngapain kalau memang terjadi lagi. Jadi semacam museum, sebagai trauma healing agar semua lebih belajar untuk jujur dan menerima yang terjadi," kata Altha.(tp)

Foto: Istimewa

Cerita Perjuangan TikTokers Sasya Livisya, Sering Dapat Hate Comment karena Penampilannya

Setelah melalui berbagai proses yang panjang, Sasya Livisya menyampaikan pentingnya hate comment dalam setiap konten yang diposting di sosial media.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024