Remaja Perempuan Paling Rentan Depresi Gara-gara Media Sosial

Ilustrasi remaja.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Kemajuan teknologi, seperti hadirnya media sosial membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia. Tapi yang tidak banyak disadari bahwa ada bahaya yang juga mengancam di balik penggunaan media sosial.

Unik, Cara Ini Bisa Buat DM Penggemar Dibalas oleh Publik Figur Idola

Dari semua populasi, anak remaja perempuan disebut sebagai kelompok paling rentan mengalami depresi terkait dengan media sosial. Menurut sebuah penelitian, anak perempuan remaja memiliki dua kali risiko lebih tinggi. Ini terutama terkait dengan pelecehan online dan gangguan tidur, serta citra tubuh yang buruk dan harga diri yang lebih rendah.

Dalam sebuah penelitian yang menganalisis data dari hampir 11.000 anak muda di Inggris, para peneliti menemukan bahwa anak perempuan berusia 14 tahun adalah pengguna media sosial yang lebih berat. Dua perlima dari mereka menggunakannya selama lebih dari tiga jam sehari, dibandingkan dengan seperlima dari anak laki-laki.

Video Aksi Pencuri Gasak Spion Mobil yang Parkir di Garasi

Studi ini juga menemukan bahwa 12 persen pengguna media sosial ringan dan 38 persen pengguna media sosial berat (lebih dari lima jam sehari) menunjukkan tanda-tanda mengalami depresi yang lebih parah. Demikian dilansir dari Reuters, Jumat, 4 Januari 2019.

Ketika para peneliti melihat proses yang mendasari kemungkinan terkait penggunaan media sosial dan depresi, mereka menemukan bahwa 40 persen anak perempuan memiliki pengalaman pelecehan online atau cyber bullying. Sedangkan anak laki-laki yang mengalami hal itu hanya 25 persen.

Areum Eks T-ARA Akhirnya Kembali Aktif di Media Sosial

Gangguan tidur juga dilaporkan oleh 40 persen anak perempuan dibandingkan dengan 28 persen anak laki-laki. Kecemasan dan kurang tidur diketahui memiliki kaitan erat dengan depresi.

Remaja perempuan juga lebih terpengaruh ketika menyangkut penggunaan media sosial dan kekhawatiran tentang citra tubuh, harga diri dan penampilan.

Yvonne Kelly, seorang profesor di Institut Epidemiologi dan Perawatan Kesehatan University College London yang ikut memimpin penelitian, mendesak orangtua dan pembuat kebijakan untuk mencatat hasilnya.

"Temuan ini sangat relevan dengan pengembangan kebijakan saat ini tentang pedoman untuk penggunaan media sosial yang aman, dan kami meminta industri untuk secara lebih ketat mengatur jam penggunaan media sosial untuk anak muda," katanya dalam sebuah pernyataan.

Dia mengatakan keluarga juga perlu memikirkan pembatasan media sosial pada remaja yang memiliki perangkat seluler di kamar tidur mereka. Penelitian yang didanai oleh Dewan Penelitian Ekonomi dan Sosial Inggris (ESRC) ini dipublikasikan secara online di jurnal EClinicalMedicine. (ldp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya