Logo BBC

7 Macam Emosi Manusia yang Bertahan Sejak Abad Pertengahan

Wajah Sedih.
Wajah Sedih.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

Di masa lalu istilah shell shock , seperti melankolis dan nostalgia menyentuh batas aneh antara emosi dan penyakit sesuai dengan cara bagaimana hal itu dibicarakan dan cara pengobatannya.

"Orang yang menderita sakit saraf karena pertempuran, ia mengalami kekejangan aneh dan seringkali kehilangan kemampuan untuk melihat dan mendengar, meskipun orang tersebut secara fisik tampak tidak mengalami gangguan apa pun," jelas Dr Chaney dari Pusat Sejarah Perasaan, Inggris.

6. Hypochondriasis (hipokondriasis)


Beberapa perasaan bisa saja dianggap sebagai kelemahan. - Getty Images

Hipokondriasis adalah kondisi yang ketika menjelang Abad ke-19 sepenuhnya berkaitan dengan emosi.

"Pada intinya kondisi tersebut merupakan versi kaum laki-laki dari kondisi yang oleh dokter di zaman Victoria disebut sebagai `histeria`," jelas Dr Chaney.

"Kondisi itu diyakini menyebabkan keletihan, rasa nyeri dan persoalan pencernaan. Pada Abad ke-17 dan 18, hipokondriasis diyakini disebabkan oleh limpa, tetapi kemudian disebut disebabkan oleh saraf."

Di zaman Victoria, orang meyakini gejala-gejala itu disebabkan oleh hipokondriasis, atau ketakutan berlebihan bahwa ia memiliki penyakit medis yang serius. Jadi meskipun tampak gejala-gejala fisik, pikiran dan emosi lah yang sejatinya diyakini sakit.

7. Moral insanity (kegilaan moral)


Apa yang dikenal sebagai "kegilaan moral" tidak ada kaitannya dengan imoralitas. - Getty Images