Cara Berburu Malam Lailatul Qadar saat Mudik

Penyekatan Mudik Lebaran 2021
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Mungkin sebagian  orang bertanya-tanya, bagaimana cara berburu malam Lailatul Qadar saat detik-detik terakhir menjelang Lebaran? Di mana kita ketahui, detik-detik menjelang Lebaran, seluruh umat Muslim telah disibukkan dengan momen atau tradisi pulang kampung atau yang disebut dengan mudik ke kampung halaman.

Jangan Cuek, Penting Cek Kondisi Ban Mobil Usai Dipakai Perjalanan Jauh

Mudik sendiri merupakan sebuah tradisi yang sayang untuk dilewatkan setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri, mudik merupakan tradisi pulang ke kampung halaman orangtua atau ibu dari orangtua kita. 

Biasanya menjelang Lebaran, seluruh umat muslim sudah mulai disibukkan dengan berbagai persiapan. Mulai dari persiapan mudik ke kampung halaman, membeli baju baru, dan lain sebagainya.

Pelindo Layani 2,26 Juta Orang Selama Periode Mudik Lebaran 2024

Tidak hanya itu, jelang mudik Lebaran pun membuat beberapa tempat beribadah umat Muslim atau masjid jadi terlihat sepi, baik yang sekadar menunaikan ibadah sholat maupun yang sengaja berdiam diri menghabiskan waktunya untuk itikaf menanti malam Lailatul Qadar.

Malam Lailatul Qadar sendiri merupakan suatu malam yang istimewa dan diagung-agungkan kedatangannya. Bahkan malam ini lebih baik dari seribu bulan (QS.Al Qadar: 2-3). Di mana, malam seribu bulan itu maksudnya telah dijelaskan oleh Syekh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah sebagai berikut;

Ilmuwan NASA Masuk Islam Usai Dipecat Setelah Melihat Mukjizat Malam Lailatul Qadar

Lebih baik daripada seribu bulan yang tanpa lailatul-Qadr. Maksud lebih baik pada ayat ini adalah, pahala amal sholih di malam tersebut lebih baik daripada pahala amal selama seribu bulan. (Tafsir Ibnu Utsaimin surat Al Qodar)

Makna 1000 bulan 

1000 bulan itu berarti mencapai 83,4 tahun lamanya. Di mana, artinya siapa yang pada malam itu beramal shaleh, tadarus, tahajud, sedekah, taubat, dan melakukan amalan-amalan sunah lainnya, sesungguhnya mereka akan mendapatkan pahala amal shaleh.

Di mana amal shaleh tersebut lebih baik daripada pahala seorang yang melakaukan amalan yang sama selama 83,4 tahun lamanya, tanpa adanya Lailatul Qadar. Jadi bisa dibayangkan betapa spesialnya. Dengan mendapat satu malam Lailatul Qadar, kita sudah bisa mengantongi umur bersih tanpa dosa selama 83,4 tahun. 

Padahal umur umat akhir zaman belum tentu sampai di angka tersebut. Bisa dikatakan, satu malam Lailatul Qadar lebih baik daripada seumur hidup.

Jadi bisa dihitung sendiri, jika dilakukan dalam waktu sepuluh malam.

83,4 tahun x 10 malam = 834 tahun.

Itu artinya yang mengisi waktunya selama sepuluh kali Lailatul Qadar dengan ibadah, dia telah mengantongi umur bersih di sisi Allah hampir seusia Nabi Nuh ‘alaissalam.

Sungguh luar biasa bukan, betapa besarnya kenikmatan serta keistimewaan yang Allah berikan pada malam Lailatul Qadar. Jadi bisa dibilang adanya malam Lailatul Qadar menjadi salah satu kesempatan dan peluang untuk berlomba-lomba lebih mendekatkan diri pada Allah SWT dan mencari pahala serta kebaikan pada Nya.

Jadinya sangat merugi bagi kita, jika tidak memanfaatkan malam tersebut untuk beribadah dengan baik pada Allah SWT. Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Sungguh bulan ini telah hadir di tengah-tengah kalian. Di dalamnya, ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa diharamkan mendapatkannya, sungguh dia telah terhalang dari segala kebaikan. Dan tidak ada yang terhalang kebaikannya, kecuali orang yang mahrum (dijauhkan dari kebaikan)” (Ibnu Majah).

Amalan Lailatul Qadar Bisa Dilakukan di Mana Saja

Jadi bagi kalian umat Muslim yang tengah melakukan persiapan mudik ke kampung halaman, jangan khawatir kalian tetap bisa berburu serta meraih kesitimewaan malam Lailatul Qadar meskipun tengah berada di jalan raya. 

Hal tersebut lantaran, Allah mempermudah umat Muslim di mana pun berada agar tetap bisa beribadah kepadanya.  Begitupun dalam melakukan amalan untuk berburu malam Lailatul Qadar. Di mana malam seribu bulan ini bisa kita dapatkan di mana saja, termasuk saat mudik di jalan raya pun bisa.

Jika malam itu tiba dan kita sedang beribadah serta bertawakal kepadanya, maka saat itu juga seseorang dikatakan mendapatkan malam Lailatul Qadar.

Di masjid, di rumah, di jalan, di tempat kerja atau dimanapun. Tidak disyaratkan i’tikaf untuk mendapatkan Lailatul Qadar, meskipun jika mampu beri’tikaf, itu yang lebih utama.

Nah bagi Anda yang sedang melakulkan mudik Lebaran, berikut ini terdapat amalan-amalan sunah yang ringan dan bisa Anda lakukan selama di perjalanan demi memburu istimewanya malam Lailatul Qadar, melansir dari konsultasisyariah.com:

1. Perbanyak dzikir.

Subhanallah, walhamdulillah, Laa ilaaha illallah, astaghfirullah dan bacaan-bacaan dzikir lainnya. Ucapkan sebanyak-banyaknya serambi Anda menyetir mobil, atau duduk sebagai penumpang.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangkan, dan disukai Ar Rahman yaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung). (HR. Bukhari no. 6682 dan Muslim no. 2694)

2. Doa malam Lailatul Qadar.

Ibunda Aisyah pernah minta kepada Nabi untuk diajarkan bacaan doa di malam Lailatul Qadar. Lalu Nabi mengajarkan bacaan doa ini,

ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ‘ANNII

Ya Allah, sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Pemaaf dan Pemurah maka maafkanlah diriku.

Hadis selengkapnya :

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

Ya Rasulullah, jika aku menjumpai satu malam merupakan lailatul qadar, apa yang harus aku ucapkan di malam itu? Beliau menjawab, Ucapkanlah: ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN…

(HR. Ahmad 25384, At-Tirmidzi 3513, Ibn Majah 3850, An-Nasai dalam Amal Al-yaum wa lailah, dan Al-Baihaqi dalam Syua’bul Iman 3426. Hadis ini dinilai shahih oleh Al-Albani).

3. Sedekah.

Anda bisa berikan kepada fakir miskin yang anda temui di sepanjang jalan. Atau bisa juga dengan cara transfer ke panti asuhan, pembangunan masjid, pembangunan pesantren.

4. Isya dan Subuh berjama’ah.

Karena dengan melaksanakan sholat isya dan subuh berjama’ah, anda mendapat pahala sholat tahajud semalaman penuh.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Muslim dari sahabat Utsman bin Affan, dia berkata bahwa Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

“Barangsiapa melaksanakan shalat Isya’ secara berjamaah, maka dia seperti telah melaksanakan shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa melaksnakan shalat Shubuh secara berjamaah, maka dia seperti telah shalat seluruh malam.”

Jadi sempatkan mampir ke masjid sebentar untuk melakukan sholat Isya dan Subuh berjama’ah. Agar dapat mendapat pahala sholat malam semalam suntuk. Meski kita tidak sedang melakukan sholat malam semalam penuh.

5. Membaca Alquran

Amalan ringan, simple, yang besar pahalanya. Satu huruf nilainya sepuluh kali lipat pahala.

Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah, maka dia akan mendapatkan satu pahala, sedangkan satu pahala itu (bernilai) sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan ‘Alif Laam Miim ‘ sebagai satu huruf, akan tetapi ‘Alif sebagai satu huruf, ‘Laam ‘ sebagai satu huruf dan ‘miim ‘ sebagai satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi 2910 dan dishahihkan al-Albani).

6. Mendengarkan Murotal Quran

Amalan ibadah yang satu ini bisa dikatakan yang paling simple. Simple dan sangat sederhana, tapi bernilai ibadah yang pahalanya besar. Jauh lebih baik dan produktif pahala, daripada mendengarkan musik.
Allah ta’ala berfirman,

“Apabila dibacakan al-Quran, perhatikanlah dan diamlah, maka kalian akan mendapatkan rahmat.” (QS. al-A’raf: 204).

Allah juga berfirman,

"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka melakukan tadabbur terhadap ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran." (QS. Shad: 29)

Dua ayat ini dan ayat yang semisal, sudah cukup untuk membuktikan bahwa memerhatikan Alquran adalah amal besar. Karena di antara tujuan Alquran diturunkan adalah untuk direnungi ayat-ayatnya. Mereka yang melakukan tadabbur, akan mendapat janji akan dirahmati oleh Allah. Dan yang dimaksud mendengarkan di sini adalah memperhatikan dan mentadabburi Alquran.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga suka mendengarkan al-Quran yang dibacakan oleh para sahabat. Seperti yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu,

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyuruh Ibnu Mas’ud,

“Silahkan baca al-Quran!”

Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu mengatakan,

“Ya Rasulullah, saya membaca al-Quran di depan Anda, padahal al-Quran diturunkan kepada Anda?!”

Jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Aku senang mendengarkan al-Quran dari bacaan orang lain.”

Kemudian Ibnu Mas’ud membacakan surat an-Nisa sampai ayat 41, dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menangis di penghujung ayat itu. (HR. Bukhari 4583).

Demikian beberapa amalan yang bisa untuk mengisi perjalanan mudik Anda untuk mendapatkan keutamaan serta keistimewaan malam Lailatul Qadar. Hanya enam amalan, yang bisa kami paparkan, semoga menginspirasi dan bermanfaat.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya