Akhiri Tugas di BPOM, Penny K Lukito Buat Buku Tentang Suka Duka Pandemi COVID-19
- BPOM
JAKARTA – Tiga tahun terakhir, tepatnya 2020-2023, Indonesia dan negara lain di seluruh dunia telah berhasil berjuang bersama mengalahkan musuh yang awalnya tak bernama.
Adalah Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 yang telah memaksa dunia untuk berpikir, berjuang, dan juga berubah, dalam upaya menangani penyakit yang disebabkan oleh infeksi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) ini. Yuk, scroll untuk informasi selengkapnya.
Berawal dari penyakit misterius di Wuhan Tiongkok, yang kemudian menelan banyak korban meninggal, dunia berjibaku mencari cara untuk menangani penyakit ini. Mulai dari identifikasi virus penyebab penyakit, bagaimana cara mencegah penyebaran virus, sampai mencari obat untuk mengobati penyakitnya. Semua kisah suka-duka selama pandemi COVID-19 dicatat dan dituangkan menjadi sebuah tulisan oleh Kepala BPOM periode 2016-2023, Penny K. Lukito.
Buku ini juga menjadi penanda berakhirnya masa kerja Penny K. Lukito sebagai Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), periode 2016-2023.
“Hari ini, kembali kita mengenang sebuah perjalanan luar biasa penuh tantangan yang menuntut ketahanan dan totalitas dedikasi seluruh komponen bangsa,” ujar Penny K. Lukito saat Launching Buku Kinerja “Karya & Kiner7a (dibaca: Kinerja), Melewati Multi Krisis: Pandemi COVID-19” di Gedung Merah Putih BPOM, Jakarta, baru-baru ini.
“Pandemi mengajarkan kita bahwa solidaritas, kerja sama, keteguhan, konsistensi, resiliensi, dan kepemimpinan adalah kunci keberhasilan melalui situasi krisis saat itu. Perjuangan ini bukan hanya tentang mengatasi pandemi, tetapi tentang bagaimana kita bersatu dan saling mendukung,” sambungnya.
Dalam buku “Karya dan Kiner7a Melewati Multi Krisis: Pandemi COVID-19” ini, Penny berbagi cerita nyata dari perjalanan berharga yang telah dilewati.
Terangkum berbagai catatan sejarah BPOM dalam menghadapi krisis COVID-19 sebagai regulator yang berorientasi pada perlindungan kesehatan masyarakat. Diceritakan bagaimana BPOM juga melakukan berbagai upaya mendorong kemandirian serta daya saing sediaan farmasi nasional di tengah krisis pandemi.
Pandemi COVID-19 telah memberikan pengalaman dan transformasi baru bagi BPOM. Pengalaman ini membuktikan, bahwa dalam kondisi terbatas dan krisis BPOM mampu berinovasi, mengelola sumber daya yang ada untuk menghasilkan berbagai solusi, berselancar dalam situasi krisis dari berbagai tekanan yang ada.
“Pandemi makin memantapkan integritas BPOM sebagai cerminan dari kredibilitas negeri ini. Kritik adalah dukungan bagi kami untuk terus meningkatkan kinerja. Beragam tantangan, tekanan, dan tempaan masalah telah dan akan terus dihadapi. Kami percaya, setiap ujian adalah kawah candradimuka yang akan membentuk BPOM makin kuat,” ungkap Penny Lukito.
Pada kegiatan launching yang secara khusus didedikasikan untuk seluruh pihak yang telah berkolaborasi bersama BPOM dalam penanganan pandemi COVID-19, hadir beberapa tokoh yang terlibat langsung dengan BPOM pada saat penanganan pandemi. Salah satunya adalah Prof. dr. Rianto Setiabudy yang menyampaikan pengalamannya saat melakukan penilaian vaksin COVID-19 bersama BPOM.
Selain itu, turut menyampaikan testimoninya saat terlibat dalam penanganan pandemi bersama BPOM antara lain Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, perwakilan WHO Indonesia, perwakilan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dan jajaran personel BPOM.
Selain launching buku, pada kesempatan ini BPOM melakukan peresmian beberapa sarana prasarana penunjang pelayanan BPOM sebagai wujud nyata komitmen BPOM meningkatkan kualitas pelayanan publik secara berkelanjutan.
Lima infrastruktur baru di BPOM yang diresmikan adalah (1) gedung Phinisi untuk Pusat Data dan Informasi Obat dan Makanan, (2) BPOM Command Center untuk pemantauan proses bisnis BPOM secara komprehensif dan real time, (3) Ruang Sejiwa (Sehat Jiwa) untuk konseling pegawai, (4) Ruang Diorama untuk memberikan informasi menyeluruh kinerja BPOM berdasarkan arsip-arsip yang tersedia menggunakan sentuhan teknologi, dan (5) Cafe Nusantara di Gedung Merah Putih.
Tak hanya itu, pada kesempatan ini BPOM juga meluncurkan 23 produk informasi sebagai pedoman dan edukasi seputar penelitian, pembinaan pelaku usaha, dan materi pemberdayaan masyarakat. Turut diluncurkan program Intensifikasi Pengawasan dan Penindakan Obat dan Makanan Ilegal.
Penny K. Lukito berharap agar kehadiran infrastruktur baru dan program kegiatan BPOM ini dapat memberi manfaat optimal untuk peningkatan kinerja BPOM melayani masyarakat. Dia berterima kasih atas dukungan seluruh pihak dalam pelaksanaan tugas dan fungsi BPOM.
“Semoga kita dapat terus bersinergi dalam perlindungan kesehatan masyarakat dan pengembangan dunia usaha obat dan makanan,” tutupnya.