- Tangkapan layar
JAKARTA – Eddy Wijaya, pembawa acara YouTube EdShareOn, Eddy Sharing and Discussion, menjadi sorotan setelah potongan wawancara dengan mantan Menteri Agama Jenderal TNI (Purn.) Fachrul Razi beredar luas di media sosial. Dalam wawancara tersebut, Fachrul Razi mengungkapkan dugaan alasan di balik pencopotannya, yang menurutnya berkaitan dengan penolakannya untuk membubarkan Front Pembela Islam (FPI).
Eddy Wijaya, yang dikenal tidak hanya sebagai host dan YouTuber tetapi juga pengusaha dan aktivis kemanusiaan, mengekspresikan kejutannya atas respons viral terhadap potongan percakapan tersebut di platform seperti TikTok dan Instagram. Scroll lebih lanjut ya.
Program EdShareOn dijalankan oleh Wijaya dengan tujuan menyediakan wadah diskusi terbuka dan mendalam tentang isu-isu aktual di Indonesia. Sebagai content creator, Wijaya juga dikenal atas karyanya dalam bidang motivasi, seni, dan budaya, sering menghadirkan tokoh-tokoh terkenal untuk berbagi pengalaman dan pandangan mereka.
Lebih jauh lagi, Eddy Wijaya merupakan sosok yang aktif dalam kegiatan kemanusiaan, sering terlibat dalam berbagai inisiatif sosial dan pembicaraan mengenai isu diskriminasi serta kezaliman. Dedikasinya di bidang ini telah membuatnya dikenal sebagai sosok yang berpengaruh dalam mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan, baik di dalam maupun luar negeri.
Ilustrasi podcast.
- Freepik
Kontroversi wawancara dengan Fachrul Razi membawa sorotan baru terhadap Wijaya, yang hingga saat ini tidak menerima intervensi dari pihak manapun terkait viralnya potongan program tersebut. Kejadian ini menunjukkan pentingnya media sosial sebagai platform yang kuat dalam membentuk opini publik dan mempengaruhi diskursus politik di Indonesia, khususnya menjelang Pilpres 2024.
“Karena memang program EdShareOn, Eddy Sharing and Discussion itu rutin sepekan sekali, saya tidak menyangka potongan tentang dugaan penyebab dicopotnya Bapak Fachrul Razi sebagai Menteri Agama menjadi viral di TikTok dan Instagram, bahkan sudah di-repost pihak lain,” terang Eddy.
