Kisah Mualaf Pendeta, Diam-Diam Baca Dua Kalimat Syahadat di Kamar Mandi

Harun, Pendeta yang jadi Mualaf
Sumber :
  • Tangkapan layar

AMERIKA SERIKAT – Kisah seorang pendeta asal Mississipi, Amerika Serikat, yang menjadi mualaf benar-benar melewati banyak tantangan. Terlahir di keluarga yang beragama Kristen, Harun pun aktif mengikuti ibadah di gereja yang dekat dengan rumahnya. Bahkan di daerah tempat tinggalnya itu, ada lebih banyak gereja dari pada restoran cepat saji.

Menakjubkan, 187 Pria dan Wanita Masuk Islam di Masjid Gtown Philadelphia Amerika

Harun diangkat menjadi seorang pendeta pada usia 20 tahun. Tetapi, di samping statusnya sebagai orang yang dianggap suci, dalam lubuk hatinya sendiri ia meragukan ajaran dalam agamanya. Scroll lebih lanjut ya.

Harun mempelajari isi Al Kitab yang memuat asal usul Yesus Kristus. Di sana, dijelaskan bahwa Yesus merupakan seorang Nabi sekaligus anak Tuhan. Oleh sebab itu, Harun pun ragu dengan kebenaran kehebatan Yesus yang selama itu dia sembah.

Aturan Baru, Arab Saudi Izinkan Semua Jenis Visa Bisa Ibadah Umrah

"Aku merasakan kekuatan Yesus adalah manusia dan bukan Tuhan. Sejak saat itu aku berdoa pada Tuhan," kata Harun, mengutip video YouTube Neo Oswald, Jumat, 5 Januari 2024.

Baba Vanga Ramal Perang Dunia III Akan Terjadi, Gegara Konflik Iran-Israel?

Kemudian suatu hari saat ia sedang dalam perjalanan menuju gereja untuk melatih anggota baru, Harun berdoa memohon kepada Tuhan, yang ia tidak ketahui bagaimana sosokNya, agar diberikan petunjuk atas keberadaanNya.

Tak lama dari itu, Harun bertemu dengan salah satu sahabatnya yang tinggal di Arab Saudi. Mereka pun membahas seputar agama dan keyakinan terhadap Tuhan. Di situlah Harun mengakui bahwa ia tidak percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, tetapi ia tetap berdoa kepada Tuhan yang tak ia ketahui ke mana tujuannya.

Ilustrasi Al-quran.

Photo :
  • Pixabay.

"Dia pun mengacungkan jarinya ke arah saya, lalu bilang 'kamu adalah seorang Muslim kawan'. Saya kembali mengacungkan jari ke arahnya lalu berkata, 'tidak saya bukan Muslim'," ungkapnya.

Sepulang dari pertemuan itu, Harun lantas mencari tahu tentang agama Islam di internet. Ia membaca tentang 5 rukun Islam dan merasakan ada getaran dalam hatinya. Ia membaca adanya dua kalimat syahadat sebagai cara untuk memeluk agama Islam, serta kewajiban melaksanakan, sholat, zakat, puasa, dan beribadah haji.

"Setiap pilar yang saya baca itu terasa seperti sesuatu telah terbuka. Setelah saya selesai membaca kelima pilar tersebut saya tahu bahwa saya tidak bisa pergi ke tujuan lain," ujarnya.

Harun, Pendeta yang jadi Mualaf

Photo :
  • Tangkapan layar

Akhirnya, Harun mencetak bacaan dua kaimat syahadat dan pergi diam-diam ke kamar mandi untuk membacanya. Ia membaca dua kalimat syahadat sendirian karena tidak mau diketahui oleh anggota keluarganya yang lain.

"Saya memegang kertas ini, kemudian saya pergi ke kamar mandi. Saya syahadat di kamar mandi sendiri. Saya mandi, kemudian sholat," ujarnya.

Tidak ada satupun anggota keluarga yang mengetahui keputusan Harun menjadi seorang mualaf. Hingga suatu hari sang bibi mengetahuinya karena mengangkat telepon dari sahabatnya di Arab Saudi. Dalam panggilan itu, dan sahabat tidak sengaja menyebut nama 'Harun' yang merupakan nama orang beragama Islam. Ia akhirnya terpaksa mengakui bahwa dirinya sudah menjadi mualaf.

Kejadian mengerikan pun sempat terjadi pada 11 September 2001 di mana ada serangan teroris yang mengguncang Amerika Serikat. Harun yang saat itu sedang berada di Arab Saudi mendapatkan telepon dari keluarganya di Amerika. Mereka terdengar sangat marah karena ada anggota FBI yang datang ke rumah mencari Harun.

Rupanya, ia dicurigai sebagai salah satu teroris yang meluncurkan serangan ke beberapa titik di New York an Washington DC. Tetapi, Harun menegaskan bahwa ia menjadi seorang muslim namun bukan berarti dirinya adalah seorang teroris. Ia pun meyakini serangan 9/11 itu bukan ulah umat Muslim.

"Satu yang ingin saya pastikan bahwa tidak mungkin saya merugikan keluarga saya. Peristiwa 11 September itu bukan perbuatan orang Islam," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya