Geopark Ciletuh, Tempat Wisata yang Diakui UNESCO dan Jadi Bukti Munculnya Pulau Jawa

Salah satu air terjun di Geopark Ciletuh
Sumber :
  • geoparkciletuh.org

Sukabumi – Geopark Ciletuh Palabuhanratu, yang terletak di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, resmi diakui sebagai UNESCO Global Geopark pada tahun 2018. Geopark ini memiliki luas sekitar 126.000 hektar dan menyajikan sejumlah obyek wisata menarik.

Muncul Banyak Versi Formasi Kabinet Prabowo, Gerindra: Semua Itu Mungkin Aspirasi

Menurut informasi yang dikutip dari situs web resmi UNESCO, Geopark Ciletuh dikelilingi oleh daerah aluvial yang luas dengan formasi batuan yang unik dan pemandangan alam yang menakjubkan, termasuk pantai dengan ombak yang menjadi tujuan utama bagi peselancar internasional.

Lokasi geopark ini terletak di perbatasan antara zona tektonik yang aktif, yaitu zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia, yang terus bergerak menyatu dengan kecepatan sekitar 4 mm/tahun.

Pontianak Siapkan 1.215 Formasi Calon ASN, Menteri PAN-RB: 200 Ribu Formasi untuk IKN

Wilayah ini ditandai oleh keanekaragaman geologi yang langka, yang dapat dibagi menjadi tiga zona utama: zona subduksi yang menimbulkan formasi batuan, lanskap Dataran Tinggi Jampang, dan zona pergeseran magmatik purba serta evolusi busur depan.

Bukti-bukti proses subduksi serupa yang terjadi pada zaman Kapur (145-66 juta tahun yang lalu) ditemukan di daerah Ciletuh dalam bentuk formasi batuan yang diendapkan di dalam palung subduksi yang dalam.

Grand Elty Krakatoa: Liburan Impian di Lampung dengan Pemandangan Menakjubkan

Geopark Taman Bumi Ciletuh, Sukabumi

Photo :
  • TV One/Rizki Gustana

“Kita memiliki geologi heritage dengan outstanding yang kuat. Ciletuh ini adalah bukti awal munculnya Pulau Jawa, karena di sinilah terjadinya tumpukan lempeng samudera dan benua pada 60 juta tahun yang lalu. Tumpukan itu terus berproses dampai muncul ke permukaan dan menjadi Pulau Jawa," papar Budiman, General Manager Badan Pengelola Geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu, Dana Budiman kepada media.

"Bukti-bukti itu awal pembentukan Pulau Jawa itu ada di Teluk Ciletuh di pinggir-pinggir pantainya, berupa batu-batuan. itu batu-batunya dari dasar samudera," tambahnya.

Budiman menjelaskan, Geopark Ciletuh masuk dalam 8 kecamatan di Sukabumi, Jawa Barat. Ada banyak potensi wisata di Ciletuh yang menarik dari segi sejarah dan edukasi.

"Kita punya culture di Kampung Adat Ciptagelar, biodiversity, kawasan konservasi, rafflesia patma, penyu dan lainnya. Luas Geopark Ciletuh sekitar 126 ribu hektar," terang Budiman.

Formasi batuan ini tersusun atas batuan beku, metamorf, sedimen dalam, dan kompleks mélange dan dikenal sebagai formasi batuan tertua di permukaan Jawa Barat.

Geopark Ciletuh dari Masa ke Massa

Geopark Ciletuh

Photo :
  • ciletuhpalabuhanratugeopark.org

Pada masa Oligosen-Miosen Awal (sekitar 23 hingga 15 juta tahun yang lalu), daerah ini mengalami pengangkatan dan membentuk Dataran Tinggi Jampang.

Proses tektonik selama Miosen-Pliosen (5-8 juta tahun yang lalu) menyebabkan runtuhnya sebagian Formasi Jampang secara gravitasi, membentuk morfologi amfiteater alami berbentuk tapal kuda terbesar di Indonesia dan serangkaian air terjun.

Daerah ini juga dapat digambarkan sebagai ‘daratan pertama di Pulau Jawa bagian barat’. Proses pelapukan dan penyimpangan mempengaruhi beberapa formasi batuan dan menghasilkan formasi batuan berbentuk binatang yang unik.

Sejak zaman Pleistosen (2,5 juta tahun yang lalu hingga saat ini), aktivitas gunung berapi telah bergeser ke arah utara, sehingga menghasilkan sumber air panas, geyser dan sumber daya panas bumi di daerah utara.

Seluk-Beluk Geoprak Cileutuh

Salah satu air terjun di Geopark Ciletuh

Photo :
  • geoparkciletuh.org

Geopark Global UNESCO ini dinamai berdasarkan nama Sungai Ciletuh dan Palabuhanratu (Pelabuhan Ratu), yang menurut legenda setempat merupakan Ratu Laut Selatan (Samudra Hindia) dan bertindak sebagai penjaga pantai.

Geopark ini terdiri dari 74 desa yang tersebar di delapan kecamatan (Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu, Simpenan, Ciemas, Ciracap, Waluran, dan Surade). Jumlah penduduk desa-desa tersebut mencapai hampir 500.000 jiwa (2014), yang didominasi oleh suku Sunda, pemukim asli di daerah pesisir.

Masyarakat di Geopark ditandai dengan mata pencaharian yang beragam, mulai dari petani dan nelayan hingga guru dan pegawai pemerintah. Sebagian besar pendapatan dihasilkan melalui perikanan karena garis pantai yang luas, yang terhubung langsung ke Samudera Hindia.

Pariwisata juga akan menjadi sumber pendapatan karena pengunjung dapat menikmati pemandangan spektakuler Geopark Global UNESCO dengan air terjun, pantai, geyser, sungai, gunung, suaka margasatwa, konservasi penyu; dan mengalami kehidupan budaya Sunda.

Geopark ini merupakan impian bagi para wisatawan yang gemar berpetualang karena mereka dapat memanjakan diri dengan berselancar, paralayang, dan arung jeram, berkano, panjat tebing, snorkeling, menyelam, memancing, dan trecking di hutan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya