Alasan Sebaiknya Wanita Tak Melepas Karier demi Rumah Tangga

Wanita karier.
Sumber :

VIVA – Salah satu tantangan terbesar bagi wanita karier adalah membagi waktu antara pekerjaan dan urusan rumah tangga. Seperti diungkapkan Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Indonesia Business Coalition for Women Empowerment.   

Wanita Disebut Banyak Nuntut Pria, Begini Jawaban Menohok Prilly Latuconsina

"Tantangannya menyeimbangkan antara kewajiban antara pekerja sebagai wanita karir dan tanggung jawab dan wanita di rumah," ungkap Dini saat dihubungi VIVA, 22 Desember 2017.

Dini menyebutkan bahwa perempuan karir seringkali harus memilih salah satu antara pekerjaan dan menjadi ibu di rumah. Temuan lembaga riset Australia Indonesia Partnership for Economic Governance (AIPEG), tahun 2016 ada sekitar  1,7 juta perempuan dari 11 juta perempuan usia 20-24 tahun yang keluar dari angkatan kerja karena alasan pernikahan dan punya anak.

Tips untuk Ibu-ibu, Bisa Berkarier dan Kaya Tanpa Keluar Rumah

Karenanya, Dini mengatakan bahwa dukungan pasangan, dalam pendelegasian dan pembagian tugas di rumah menjadi penting untuk mendukung perempuan di dunia kerja. Menurutnya, perempuan jelas akan kesulitan jika mesti menanggung semua beban sendiri.

"Makanya pintar-pintar membagi pekerjaan dengan suami atau mungkin kalau ada asisten rumah tangga, gimana supaya pengaturan di rumah lebih efektif,  sehingga bisa jalan semua sehingga karirnya juga enggak dikorbankan.  Kan sayang sumber daya perempuannya," kata dia.

Politikus Korsel Dikecam karena Cibir Profesor Wanita Tak Punya Anak

Dia juga menegaskan, bahwa tanggung jawab domestik yang selama ini selalu dibebankan pada perempuan, sejatinya adalah tangung jawab bersama. Untuk itu butuh pasangan yang lebih mau terlibat dalam pembagian peran itu.

Lebih jauh, dia juga berharap agar fokus terhadap kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan tidak hanya bersifat monumental. Perlu usaha berkelanjutan untuk menciptakan pembagian peran yang lebih setara.  

"Jangan hanya di Hari Ibu atau hari Kartini. Kalau hanya dua kali, kita tidak akan bisa mengatasi permasalahan yang ada, gap nya tidak akan terkejar. Harus  di-maintain di semua lini dengan kesadaran bahwa ini bukan hanya untuk perempuan tapi untuk kita bersama," kata dia.
    

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya