Begini Metode Cuci Otak Dokter Terawan yang Jadi Kontroversi

Terawan Agus Putranto (tengah).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA – Metode cuci otak atau brain flushing yang dibuat oleh Direktur Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Dr.dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K) menuai kontroversi sejak pertama kali dipraktikkan. Kalangan profesional menilai, praktik 'cuci otak' ini tidak berbasis penelitian ilmiah.

Sampai Vakum 3 Tahun, Ini Alasan Tukul Arwana Tolak Pekerjaan Meski Kondisinya Membaik

Lantas seperti apa metode yang diklaim mampu menyembuhkan pasien stroke ini?

Metode ini sebenarnya merupakan metode radiologi intervensi dengan memodifikasi DSA (Digital Substraction Angiogram). Tekniknya dilakukan dengan memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah melalui pangkal paha.

Tukul Arwana Menangis Saat Tampil Perdana di Televisi Usai Vakum Selama 3 Tahun

Prosedur ini dilakukan untuk melihat apakah ada penyumbatan pembuluh darah di area otak. Kateter kemudian menyemprotkan obat heparin sebagai penghancur plak atau lemak yang menyumbat pembuluh darah.

Modifikasi DSA yang dilakukan Terawan adalah dengan menurunkan dosis radiaso DSA yang biasanya di atas 300 miligrey menjadi 25 miligrey. Cairan kontras 100 cc yang bisa membenani ginjal dan cukup berat, dimodifikasi dengan diturunkan menjadi 10 cc.

Begini Nasib Betharia Sonata, Artis Lawas 80-an yang Sempat Alami Gejala Stroke di Usia 61 Tahun

Metode ini diklaim aman karena dimulai dengan pemeriksaan detail terhadap pasien. Mulai dari pemeriksaan otak dengan MRI, lalu neurologis degan peralatan yang tersedia di RSPAD.

Dokter-dokter lain seperti dokter penyakit dalam, ahli diabetes, ahli jantung, juga bersama-sama membantu diagnosis pada pasien. Sehingga tindakan pun disesuaikan dengan kondisi pasien.

Meski sudah terbukti memberikan efek baik pada sejumlah pasien, namun metode yang dikembangan oleh Terawan ini masih menuai perdebatan panjang. Ujungnya, Terawan mendapat sanksi pemecatan keanggotaan selama 12 bulan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Namun, Terawan merasa yakin temuannya sudah terbukti secara ilmiah melalui disertasi yang berjudul “Efek Intra Arterial Heparin Flushing Terhadap Regional Cerebral Blood Flow, Motor Evoked Potentials, dan Fungsi Motorik pada Pasien dengan Stroke Iskemik Kronis". Disertasi ini dipresentasikan Terawan dalam sidang doktor di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar pada 2016 lalu.

Baca juga:

Metode Dokter Terawan yang Dipecat IDI Diakui Internasional

Untuk menguji metode cuci otaknya, dia meneliti 75 pasien stroke iskemik yang berobat di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. Pasien didominasi oleh pria dengan rentang usia 41-60 tahun. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tindakan cuci otak memberikan peningkatan aliran darah yang signifikan, sekitar 41,20 persen. Jumlah ini lebih besar dibanding peningkatan pada terapi lain.

Dengan menerapkan metode ini, pasien bisa sembuh dari stroke selang 4-5 jam pasca operasi. Bahkan, metode pengobatan tersebut bahkan telah diterapkan di Jerman dengan nama paten 'Terawan Theory’. (ren)

Ilustrasi diabetes/cek gula darah.

5 Alasan Makanan Cepat Saji Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes

Tingkat penderita diabetes dan autoimun di Indonesia baik dewasa bahkan anak meningkat cukup pesat beberapa tahun belakangan ini. Salah satu penyebabnya makanan siap saji

img_title
VIVA.co.id
15 Juni 2024