Bahaya Efek Samping Obat Pengencer Darah

Ilustrasi minum obat.
Sumber :
  • REUTERS/Kim Kyung-Hoon

VIVA – Saat terdiagnosis memiliki masalah jantung, ada beberapa terapi yang ditawarkan medis untuk mencegah terjadinya gagal jantung, atau bahkan yang sudah mengalami serangan jantung dan stroke,  salah satunya mengonsumsi obat pengencer darah.

Keajaiban Teknologi! LVAD Selamatkan Nyawa Penderita Gagal Jantung yang Hampir Putus Asa

Meskipun atas rekomendasi dokter, namun kesesuaian obat pengencer darah adalah hal terpenting yang wajib dipahami oleh para penderita serangan jantung maupun stroke. 

Obat ini memang biasa digunakan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah secara mendadak. Namun pakar Cardiologist Rumah Sakit Jantung Diagram Siloam Hospital Group, Yudi Fadila mengatakan bahwa pasien harus memahami efek terapi bagi masing-masing pasien.

Leon Dozan Ungkap Betharia Sonata Alami Hal Ini Saat Terkena Gejala Stroke

“Karena dikonsumsi dalam waktu yang panjang maka sangat penting dilakukan pemeriksaan fungsi platelet untuk mengetahui efek terapi dari obat pengencer darah yang dijalani oleh pasien,” Ujarnya pada acara sosialisasi untuk mengetahui efek terapi obat pada pasien serangan jantung, di Rumah Sakit Siloam, Cinere Depok Jumat 20 April 2018. 

Ilustrasi obat.

Bikin Puluhan Orang di Thailand Meninggal, Ini 3 Alasan Cuaca Panas Bisa Sebabkan Kematian

Yudi menjelaskan, obat-obat pengencer darah ini mengandung zat aktif Aspirin, Clopidogrel atau Ticlopidin yang biasanya digunakan dalam jangka waktu yang panjang, bahkan bisa sampai seumur hidup.

Jika efek terapinya tidak cukup, kata Yudi, maka terapi yang sudah dijalankan si pasien akan menjadi sia-sia.

Demikian juga jika efek terapinya terlalu kuat dapat mengakibatkan perdarahan yang serius. 

“Kami sangat peduli terkait pengobatan yang dijalani oleh pasien, dan salah satu faktor yang sangat penting untuk diperhatikan adalah terapi obat dan kesesuaian dosis,” ujarnya.

Untuk mengetahui kesesuaian obat yang dikonsumsi ternyata ada caranya, yaitu skrining dengan alat Platelet Function Test.

Alat ini untuk mengukur respons individu terhadap obat pengencer darah, yang mengandung Aspirin dan P2Y12 (Clopidogrel/Ticlopidin/Ticagrelor/Prasugrel).

Ilustrasi wanita minum obat.

Interventional Cardiologist RS Jantung Diagram, Jeffrey Wirianta menambahkan, RS Jantung Diagram memiliki layanan Platelet Function Test, yang merupakan pemeriksaan cepat, sederhana dan akurat. 

“Kenapa  Platelet Fuction Test sangat penting dilakukan. Pertama, angka kejadian resistensi yang tinggi terhadap obat Clopidogrel dan Aspirin. 1 dari 3 pasien tidak mendapat efek terapi yang memadai dari obat yang telah diminum secara rutin dan teratur,” jelasnya.

Kemudian, lanjut Jeffrey, pasien yang resisten terhadap obat Clopidogrel memiliki risiko kejadian kematian otot jantung (Myocard Infarction), stent thrombosis dan risiko kematian 5 kali lebih tinggi dibanding pasien yang respons baik terhadap obat Clopidogrel.

“Terakhir, pasien yang resisten terhadap obat Aspirin memiliki risiko kematian jantung, serangan jantung dan stroke 3 kali lebih tinggi dibanding pasien yang respons baik terhadap obat Aspirin,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya