Olahraga Ini Bagus untuk Penderita Diabetes

Ilustrasi olahraga.
Sumber :
  • Pixabay/provideos

VIVA – Diabetes bisa menjadi penyakit yang menakutkan jika tidak dikelola dengan baik. Selain mengatur pola makan, agar penderita diabetes tetap fit, ada baiknya, juga rajin menjalani olahraga.

783 Juta Orang Akan Menderita Diabetes Tahun 2045

Berbagai bentuk latihan fisik (exercise) bisa dilakukan oleh penderita diabetes melitus (DM) tipe 2. Bahkan menurut penelitian, penderita diabetes yang rutin menjalani olahraga dapat menurunkan biaya kesehatan. Tentunya, ini bisa membantu menekan angka kasus DM yang terus meningkat tiap tahunnya.

Seperti diketahui, implementasi latihan fisik dalam penatalaksanaan DM tipe 2 masih rendah. Salah satu penyebabnya, belum lengkapnya petunjuk rinci program latihan maupun acuan pelaksanaannya. Melalui sebuah penelitian yang memiliki dua tahap, dilakukan perancangan latihan fisik berbasis kondisi pasien DM tipe 2.

6 Tips Super Mudah Agar Tetap Wangi Setelah Berolahraga Intensif

Studi tersebut merupakan hasil disertasi dr. Nani Cahyani, SpKO yang berjudul "Pengembangan Program Latihan Fisik Terstruktur Berbasis Kondisi Pasien dalam Tatalaksana Diabetes". Dari hasil studi itu, nantinya dapat diperoleh program latihan yang dipastikan aspek keamanannya. Selain itu, terdapat pilihan olahraga yang juga efektif dan bermanfaat sebagai pilihan untuk penyandang DM tipe 2.

Adapun program latihan yang dirancang mengombinasikan high intensity interval training (HIIT) tiga kali dan latihan beban dua kali per minggu. Keutamaan program ini adalah pada kombinasi dua jenis latihan dengan peningkatan intensitas bertahap, baik HIIT maupun latihan beban.

Kolesterol Hingga Diabetes Bermunculan Usai Lebaran? Dokter Ungkap Penyebab dan Cara Atasinya

Setiap siklus interval training dalam HIIT terdiri atas high intensity exercise (HIE) dengan target beban 85 persen VO2max selama 1 menit, diikuti 4 menit low intensity exercise (LIE). Latihan beban terdiri atas sembilan latihan untuk batang tubuh, ekstremitas atas dan bawah. Keseluruhan latihan dirancang untuk dilaksanakan dalam 12 pekan, yang juga dilengkapi dengan edukasi terprogram setiap bulan.

Kombinasi HIIT dan latihan beban ini merupakan program latihan yang pertama kali berhasil memperlihatkan peningkatan kebugaran, perbaikan pengendalian glikemik, dan penurunan stres oksidatif secara komprehensif. Penurunan stres oksidatif ditandai sekaligus oleh penurunan pembentukan radikal bebas dan peningkatan aktivitas pembentukan antioksidan.

Dengan demikian, latihan ini diyakini aman, dan berpotensi dapat mengendalikan komplikasi lanjut penyakit DM tipe 2. Selain dari rancangan pembebanan yang meningkat bertahap, efek latihan tercapai karena dukungan supervisi latihan oleh dokter spesialis kedokteran olahraga, yang memastikan setiap peserta latihan
dalam kondisi siap berlatih dan melakukan pemantauan pembebanan setiap sesi latihan.

Dengan hasil penelitian ini, kombinasi HIIT dan latihan beban dapat menjadi pilihan protokol latihan fisik terstruktur bagi penyandang DM tipe 2 berusia 35–64 tahun tanpa komplikasi berat, yang
melaksanakan latihan di fasilitas yang memiliki treadmill atau ergocycle, serta peralatan untuk latihan beban.

"Diharapkan fasilitas pelayanan kesehatan yang terlibat dalam tatalaksana DM tipe 2 di Indonesia
dapat ikut menyiapkan pasien yang memenuhi persyaratan dan mempunyai akses ke tempat latihan," ujar dokter Nani dikutip dalam rilis dari FKUI, Selasa 5 Juni 2018.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya