Logo BBC

Apakah Kecanduan Seks Itu Benar-benar Ada?

- Karen Charmaine Chanakira
- Karen Charmaine Chanakira
Sumber :
  • bbc

Anda masih ingat dengan kasus pelecehan seksual yang melibatkan seorang produser terkenal dari Hollywood? Kini setahun sudah kasus itu bergulir, sang produser yaitu Harvey Weinstein memeriksakan diri nya ke sebuah klinik kecanduan seks setelah dibanjiri berbagai dugaan perkosaan dan pelecehan seksual yang kemudian memunculkan gerakan bernama atau Saya Juga.

Berangkat dari kasus di atas, wartawan BBC Sangita Myska menemui orang-orang yang dikatakan menderita kecanduan seks, untuk memahami apakah kecanduan seks itu benar-benar ada, dan jika memang demikian, apa itu kecanduan seks?

Diawali dengan kisah seorang perempuan bernama Neila, pekerjaan pertama yang dilakoni Neila di Inggris, setelah datang dari Asia Tengah 15 tahun yang lalu, adalah bekerja di sebuah perusahaan keuangan. Ia menggambarkan pekerjaan di lantai bursa itu "didominasi kaum pria, yang meraup bonus miliaran rupiah".

Hanya ada dua perempuan dalam tim tersebut, dan terkadang rekan-rekan prianya mencoba memprovokasi mereka dengan menayangkan adegan-adegan pornografi di layar besar yang seharusnya menunjukkan data pasar.

"Saya tidak menyukainya, tetapi saya masih merintis karir saya untuk bisa berada di kota itu. Saya tidak ingin kehilangan pekerjaan yang bagi saya merupakan pekerjaan glamor dan gajinya besar," katanya.

"Saya tahu rekan-rekan pria saya mencari perhatian - mereka ingin membuat saya kaget. Jadi saya mulai pulang dan menonton sendiri tayangan video porno, jadi kalau film itu diputar di kantor saya bisa menolaknya."


- Karen Charmaine Chanakira

Tapi dengan cepat Neila ketagihan. Ia dibesarkan dalam keluarga konservatif sosial di mana seks tidak pernah dibicarakan, hal ini membuatnya "tidak berdaya" katanya.

Setiap hari ia berpikir tentang seberapa cepat ia bisa pulang ke rumah untuk bisa menonton film dan mulai bermasturbasi dengan mainan seksnya.

Ia menjelaskan prosesnya kepada saya.

"Prosesnya dimulai perlahan-lahan. Anda terangsang. Dan kemudian Anda hanya menonton dan secara bersamaan Anda menghidupkan maianan seks Anda. Semua indra Anda dirangsang, menyaksikan sesuatu yang begitu menggairahkan. Pikiran Anda melayang ke tempat lain. Anda tahu itu tidak akan berhenti, sampai Anda menekan tombol. Anda tahu bahwa Anda mengendalikan setiap aspek kesenangan Anda, dan Anda bisa mengalami orgasme yang tidak bisa dimiliki dengan pria.