- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA – Kurma ialah salah satu buah yang cukup populer bagi umat Muslim selama Ramadan. Bahkan, menurut kepercayaan umat Muslim, buah ini juga dianjurkan untuk dimakan saat berbuka puasa.
Menurut sejumlah ahli kesehatan, kurma sendiri memang baik dikonsumsi untuk berbuka. Ini karena kurma memiliki kandungan fluktosa atau gula buah, yang punya keunggulan antioksidan tinggi. Fluktosa dalam kurma dapat dicerna dengan mudah dan mampu mengganti gula darah dengan cepat.
Namun baru-baru ini beredar di media sosial Facebook, beredar informasi mengenai anjuran dari dokter dan Menteri Kesehatan di Timur Tengah untuk mencuci bersih kurma sebelum dikonsumsi. Anjuran itu menyebutkan bahwa kurma yang tidak dicuci berbahaya karena mengandung virus corona yang berasal dari kelelawar.
"Untuk kawan-kawanku tersayang atas anjuran para dokter, Menteri Kesehatan di Timur Tengah, maka dikeluarkan peringatan kepada para masyarakat muslim untuk mencuci kurma bersih-bersih sebelum dimakan. Karena tahun ini banyak kelelawar hidup di pohon-pohon kurma dan memakannya. Kelelawar-kelelawar ini membawa virus corona. Cucilah bersih-bersih kurma dari negara manapun juga sebelum dimakan.Selamat dan Barokah Ramadan 1440 H,” demikian informasi yang diunggah oleh sebuah akun.
Menanggapi hal itu Kementerian Komunikasi dan Informatika RI mengeluarkan pernyataan soal beredarnya kabar tersebut. Lewat rilis yang diterima VIVA, Selasa 7 Mei 2019, Kominfo menyatakan kabar tersebut adalah berita bohong atau hoaks.
Dalam rilis tersebut juga disebutkan bahwa pakar kesehatan, dr. Eko Budidharmaja mengatakan bahwa mencuci kurma sebelum dikonsumsi tidak akan mampu mensterilkan virus. Selain itu dr. Eko menyebut virus corona cenderung ditularkan melalui udara, khususnya dari orang-orang yang sudah terinfeksi virus ini melalui bersin dan batuk, sehingga tidak benar bila disebarkan oleh kelelawar.(rna)