- Pixabay/ Sandid
VIVA – Buah-buahan yang cenderung memiliki rasa manis, banyak digemari orang. Sayangnya, tidak semua buah dengan rasa manis itu ternyata sehat untuk dikonsumsi.
Konsumsi buah-buahan tertentu, ternyata dapat memicu masalah pada kesehatan tubuh. Berikut empat jenis buah dengan kandungan gula tinggi yang rentan memicu masalah kesehatan seperti dipaparkan oleh spesialis gizi klinis DR. dr. Samuel Oetoro MS, SpGK., dalam acara Ayo Hidup Sehat, di tvOne, Rabu 3 Juli 2019.
1. Pisang
Pisang memiliki kandungan gula tinggi dengan kadar serat yang minim. Pisang yang berwarna kuning polos biasanya mengandung gula dengan kadar yang lebih tinggi dibanding jenis pisang lainnya. Jika dikonsumsi berlebihan, bisa memicu kelebihan gula dalam darah. Disarankan, mengonsumsi buah pisang dengan warna agak hijau hingga tiga buah dalam sehari.
2. Mangga
Jenis mangga gedong gincu dan harum manis memiliki kadar gula tinggi. Selain itu, mangga yang bagian tengah berwarna kuning tua sekali, kandungan gulanya sangat tinggi. Dalam 100 gram mangga sama dengan 125 kalori sehingga bisa memicu berat badan dan gula darah meningkat.
"Kalau orang diabetes, makan mangga yang mengkel atau tidak matang berlebihan. Jenis mangga yang aman ,yaitu mangga dermayu," papar Samuel.
3. Pepaya
Pepaya yang dagingnya berwarna merah sekali memiliki kandungan gula tinggi. Sebaiknya pilih daging pepaya yang tidak terlalu merah dengan rasa manis sedikit serta dimakan mendekati kulitnya. Bahkan disarankan konsumsi beserta biji pepaya karena kandungan vitaminnya tinggi.
4. Durian
Dari semua buah, durian memiliki kalori paling tinggi. Durian yang terlalu matang dan harum sangat tinggi gula dan berbahaya bagi pengidap diabetes maupum hipertensi. Konsumsi durian berlebih juga mencetuskan penyakit diabetes.
"Pilih daging durian yang masih keras agar serat dan vitamin A tinggi serta kandungan asam folat dan kalium dapat dimanfaatkan tubuh," kata Samuel. (rna)
Disfungsi Ereksi Bukan Cuma Masalah Pria Tua! Kenali 5 Faktor Pemicunya di Usia 20-an
Disfungsi ereksi terjadi ketika penis tidak menerima cukup darah untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi yang cukup kuat untuk berhubungan seks.
