- Pixabay/MariusMB
VIVA – Banyak yang meyakini bahwa penggunaan smartphone lebih banyak berdampak negatif bagi kesehatan. Misalnya merusak mata, kecanduan, hingga pengaruh radiasi yang berdampak buruk bagi otak.
Dari sekian banyak pengaruh buruknya, belakangan sebuah studi menyebut bahwa penggunaan smartphone berlebihan ternyata juga berdampak pada kenaikan berat badan seseorang, hingga obesitas.
Dilansir laman Nypost, studi yang dipresentasikan dalam Konferensi Amerika Latin, American College of Cardiology pada awal Agustus 2019 tersebut juga mengungkap bahwa smartphone lebih berdampak pada pengguna di usia muda.
Lebih lanjut, para peneliti menemukan bahwa responden yang menggunakan smartphone minimal 5 jam atau lebih akan dua kali lipat minum lebih banyak minuman manis, fast food, permen, hingga camilan. Hal itu tentu meningkatkan risiko obesitas hingga 43 persen.
Mirary Mantilla-Morrón, kepala penelitian tersebut mengatakan bahwa penggunaan teknologi memang terkait dengan obesitas.
"Jumlah waktu penggunaan teknologi khususnya Hp sangat terkait dengan meningkatnya risiko obesitas," ujarnya.
Faktor utama yang berkontribusi pada kondisi ini adalah penurunan aktivitas fisik harian dan meningkatnya konsumsi makanan tak sehat.
"Hal itu tentu meningkatkan risiko kematian dini, diabetes, penyakit jantung, berbagai jenis kanker, ketidaknyamanan osteoarticular dan gejala muskuloskeletal,” tambah Mirary Mantilla.
Ini bukan pertama kalinya penggunaan telepon dikaitkan dengan kenaikan berat badan. Pada bulan Februari 2019, sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang makan sambil melihat ponsel mereka mengonsumsi lebih banyak kalori.
Seperti diketahui, gaya hidup sedentari memang sering dikaitkan dengan kenaikan berat badan dan risiko penyakit degeneratif. Penggunaan telepon yang berlebihan juga dikaitkan dengan kebutaan. (tsy)
