Kolera Babi, Penyebab Ratusan Bangkai Babi Terapung di Sungai Bedera

Ilustrasi virus.
Sumber :
  • www.pixabay.com/typographyimages

VIVA – Ratusan bangkai babi terapung di Sungai Bedera, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara. Bangkai babi tersebut diduga mati karena terserang virus Hog Cholera atau Kolera Babi.

2 Transgender Thailand Mencari Pembebasan dari Dinas Wajib Militer

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, M Azhar Harahap, kepada wartawan di Medan, Selasa, 5 November 2019. Ia mengungkapkan, virus Hog Cholera beberapa hari ini menyerang peternakan babi yang ada di Sumut, termasuk di Kota Medan.

"Kami sudah buat surat yang ditembuskan ke seluruh kabupaten/kota di Sumut. Kita juga sudah ambil beberapa sampel dari beberapa peternakan babi di kabupaten/kota," ujar Azhar, dikutip dari VIVAnews, Rabu 6 November 2019.

Pemprov: Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan

Azhar juga menyayangkan perilaku oknum yang tidak bertanggung jawab dengan membuang bangkai babi di Sungai Bedera. Sebab, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut sudah mengimbau bila ada hewan ternaknya mati untuk dikubur, bukan dibuang sembarangan.

Dalam catatan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut, wabah virus ini banyak menyerang peternakan babi di Kabupaten Dairi. Kemudian di Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Pengemudi Fortuner Arogan Bikin Geram Kolonel Pom Jeffri: Gayanya Melebihi Tentara

Azhar mengungkapkan, meski tidak menular ke manusia, pihaknya melarang masyarakat untuk konsumsi babi yang mati mendadak tersebut. Kemudian, bantuan 10 ribu vaksin kepada peternak di Sumut juga sudah diberikan.

Perlu dipahami, hog cholera adalah penyakit virus yang sangat menular pada babi. Disebut juga kolera babi, penyakit ini dapat terjadi secara akut, sub akut dan kronis disertai angka morbiditas dan mortalitas tinggi.

Bentuk akut ditandai oleh demam tinggi, depresi berat, perdarahan dalam dan sebatas permukaan mukosa. Bentuk kronis ditandai oleh depresi, anoreksia dan demam ringan. Kesembuhan dapat terjadi pada babi dewasa.

Mengenai vaksin, penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Bali, menuturkan bahwa setiap ekor babi yang secara klinis sehat, diinjeksi sebanyak 2 ml vaksin Hog cholera. Sementara pada babi yang sakit, menunjukkan gejala klinis kolera, segera ditangani dengan memberikan antibiotika untuk menekan aktivitas mikroorganisma sekunder disertai pemberian vitamin.

Untuk dapat mencegah berjangkitnya wabah Hog cholera dapat dilakukan dengan mengimplementasikan manajemen beternak babi secara benar. Adapun hal yang harus diperhatikan meliputi kandang harus dalam keadaan 
kering dan bersih, pemilihan bibit harus benar, komposisi pakan harus sesuai dengan berat badan dan program vaksinasi disesuaikan dengan petunjuk dari Dinas Peternakan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya