Pertolongan Pertama Hipotermia saat Banjir

Ilustrasi udara dingin
Sumber :
  • Pexels/CahAnKhai

VIVA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban meninggal dunia bencana banjir di Jabodetabek mencapai 16 orang. Tiga korban di antaranya meninggal karena mengalami hipotermia.

Pria Sembunyi di Ruang Roda Pesawat Tujuan Paris-Aljazair, Begini Kondisinya Sekarang

Perlu dipahami, dalam kondisi bencana seperti banjir, bayi merupakan salah satu kelompok usia yang paling rentan terkena penyakit termasuk hipotermia. Hipotermia berbahaya karena ketika suhu tubuh terlalu rendah, organ tidak dapat berfungsi dengan baik.

Paparan cuaca dingin dan terutama air dingin dapat menyebabkan hipotermia pada bayi. Untuk itu, berikut beberapa cara pencegahan hipotermia pada bayi di tengah cuaca ekstrem ini, dikutip dari laman WebMD, Jumat 3 Januari 2020.

Korban Tewas Meningkat Jadi 137 Orang dan Belasan Jiwa Belum Ditemukan

Berikan kondisi hangat

Upayakan mengganti pakaian basah dengan baju kering atau menggunakan selimut lalu segera hangatkan bagian tubuhnya, bukan bagian tangan dan kaki. Jika menghangatkan area kaki dan tangan lebih dahulu, dapat menyebabkan syok. Berikan penutup di bagian kepala dan leher untuk menghangatkan.

Kekurangan Oksigen, 12 Pendaki Gunung Everest Meninggal Dunia

Hindari air hangat

Jangan rendam bayi yang hipotermia di air hangat. Hal ini berbahaya karena menyebabkan kondisi aritmia jantung. Jika ingin gunakan air panas, taruh di botol lalu lapisi dengan kain dan aplikasikan di tubuh.

Lakukan resusitasi jantung paru

Jika memahami tindakan ini, boleh segera dilakukan saat bayi kesulitan nafas. Hipotermia terlalu lama bisa menyebabkan sistem pernafasan terganggu.

Berikan air hangat

Pada balita, berikan air hangat dan hindari kafein. Untuk bayi, beri ASI dan skin-to-skin kontak agar terasa hangat.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya