Pakar Jelaskan Cara Hidup Virus Corona COVID-19

Ilustrasi virus.
Sumber :
  • Freepik/kjpargeter

VIVA – Sejak ramainya pembahasan mengenai virus corona atau COVID-19, orang-orang mulai mempelajari apa sebenarnya virus tersebut. Keingintahuan semakin tinggi sejak dua orang warga negara Indonesia positif terjangkit virus tersebut dan tengah dirawat di Rumah Sakit Pusat Infeksi Saroso Sulianti, Jakarta Utara.

Pakar Virus Lembaga Eijkman, Prof. dr. Amin Soebandrio menjelaskan bagaimana cara hidup virus corona. Dia menguraikan juga bagaimana sifat virus tersebut.

"Virus corona ini pada umumnya memiliki sifat memang hidupnya di saluran pernapasan dan ada sebagian di saluran cerna. Menularnya dengan cara dilontarkan ke luar (droplet),” ujarnya.

Ia menjelaskan, virus ini memang tidak bisa hidup sendiri. Untuk bereplikasi, dia butuh sel hidup. Dengan bakteri misalnya. Itu karena virus membutuhkan sel hidup," katanya saat live Indonesia Lawyer Club tvOne, Selasa malam, 3 Maret 2020.

Amin juga mengatakan bahwa virus tersebut bisa terlempar paling jauh sekitar 1,8 meter hingga dua meter.

"Dari situ kita bisa mengetahui bahwa ketika dilemparkan ke luar dari mulut atau hidung seseorang, dia akan terlempar. Tapi tidak terbang jauh, karena selalu ada dalam partikel droplet itu. Paling jauh 2 meter atau 1,8 meter," lanjut dia.

Partikel droplet bisa saja jatuh dan menempel di benda kering yang mana tak bersifat bahan biologi. Tapi apakah virus tetap bisa hidup?

"Virus yang udah terlempar itu bisa langsung jatuh di muka orang yang ada di dekatnya, di depannya. Kalau yang tidak langsung, partikel droplet itu bisa jatuh di permukaan apa pun. Bisa di meja, kursi, pegangan pintu, tangga dan bisa menempel, bisa hidup,” jelasnya.

Restrukturisasi Kredit Berakhir, Bank Mandiri: Kondisi Debitur Terdampak COVID-19 Kembali Normal

Ia menambahkan, selama ada bahan biologi yang menopang hidupnya, maka virus ini bisa bertahan lama.

Bahan biologi yang bisa menjadi "teman" virus corona, seperti air liur, cairan hidung dan sel-sel kulit mati yang dilepaskan dari saluran pernapasan.

Program Restrukturisasi Kredit Terdampak COVID-19 Berakhir, OJK Ungkap Alasan Tak Diperpanjang

"Itu bisa mendukung hidupnya virus di luar tubuh manusia. Kalau bendanya kering dan virusnya tidak ada pendukung, beberapa jam sebetulnya dia bisa mati. Jadi enggak sampai berhari-hari,” ujar Amin.

“Apalagi di permukaan meja selalu dibersihkan karena ada bahan kimia. Kena sabun saja bisa inactive, kena alkohol bisa inactive," tambahnya.

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024
Ilustrasi vaksin.

Geger Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Ketua KIPI Sebut Tidak ada Kejadian TTS di Indonesia

Vaksin merek AstraZeneca diketahui juga digunakan di Indonesia saat pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu.

img_title
VIVA.co.id
4 Mei 2024