Sejumlah Pasien Sembuh Positif Virus Corona Lagi, Apa Penyebabnya?

Virus corona COVID-19.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Sekitar 14 persen pasien yang telah sembuh setelah terinfeksi virus corona dan telah keluar dari rumah sakit di Provinsi Guangdong, China dinyatakan kembali positif COVID-19 minggu lalu.

Mobil Listrik Wuling Laku Keras di PEVS 2024

Hal itu diketahui setelah mereka melakukan tes kesehatan. Demikian dilansir dari laman Straits Times, Kamis, 5 Maret 2020. Hasil tes positif ini menunjukkan bahwa pasien virus corona yang sudah sembuh mungkin saja masih membawa virus itu di tubuhnya.

Tentu saja fakta ini membuat usaha penanganan virus corona semakin kompleks.

GAC Aion Pakai Teknologi Canggih Untuk Baterai Mobil Listrik Produksinya

Belum diketahui penyebab di balik hal ini dan apakah pasien-pasien tersebut masih bisa menularkan virus corona kepada orang lain. Seperti yang dikatakan Direktur Deputi Guangdong Centre of Disease Control and Prevention (Guangdong CDC), Song Tie.

Menurut penilaian awal, para ahli percaya bahwa pasien-pasien itu masih dalam proses pemulihan infeksi paru-paru dan belum sepenuhnya sehat.

AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia, Ada Apa?

Menurut pedoman pengobatan terbaru untuk COVID-19 yang dikeluarkan oleh Komisi Kesehatan Nasional China, pasien dianggap sembuh dan boleh keluar dari rumah sakit ketika hasil tes usap tenggorokan atau hidung menunjukkan negatif sebanyak dua kali berturut-turut.

Kemudian hasil CT scan juga harus menunjukkan tidak ada lesi paru-paru dan pasien tidak memiliki gejala virus corona yang jelas seperti demam.

Pedoman itu menyarankan pasien yang telah dinyatakan sembuh harus memantau kesehatan mereka dan membatasi kegiatan di luar ruangan selama dua minggu, setelah meninggalkan rumah sakit dan check in untuk melakukan test ulang pada minggu-minggu berikutnya.

Beberapa hasil tes pasien kembali positif dalam pemeriksaan lanjutan, kata Li Yueping, Direktur Unit Perawatan Intensif di Rumah Sakit Rakyat No.8 Guangzhou.

Rumah sakit itu telah menemukan 13 pasien yang sudah keluar kembali dinyatakan positif setelah dites. Meski begitu, tidak ada dari mereka yang menunjukkan gejala baru. Tes asam nukleat untuk 104 kontak dekat pasien semuanya menemukan hasil negatif.

Cai Weiping, Direktur Divisi Penyakit Menular di Rumah Sakit Rakyat No. 8, mengatakan bahwa hasil positif pada pasien yang sudah sembuh semuanya ditemukan dari anal swab, sebuah metode yang jarang digunakan di bagian lain negara itu. Hasil mereka berada dalam kisaran 'positif lemah’.

Pedoman pengobatan nasional mengatakan, hanya memerlukan tes dari tenggorokan atau usap hidung untuk pasien yang dicurigai terjangkit virus corona. Tetapi penelitian yang dilakukan Guangzhou Medical University menemukan virus corona dalam sampel tinja.

Hal ini menunjukkan jalur penularan baru. Sejak itu, beberapa rumah sakit di Guangdong pun mengadopsi metode tes anal.

Cai mengatakan, masih belum jelas apakah virus yang terdeteksi pada pasien yang telah sembuh masih aktif. Ada juga kemungkinan terdapat perbedaan dalam sampel.

Song dari Guangdong CDC juga mengatakan provinsi tersebut sedang bersiap-siap untuk menempatkan pasien yang telah sembuh dan kembali positif setelah dites, dalam pengamatan yang terkonsentrasi. Otoritas kesehatan juga akan meningkatkan pemantauan pasien yang sudah keluar dari rumah sakit dan kondisi saat mereka pulih.

Kasus serupa dari pasien yang sembuh dan kembali positif setelah dites juga dilaporkan terjadi di tempat lain di China.

Pekan lalu, seorang pasien yang pada awalnya dipulangkan setelah sembuh di barat daya Kota Chengdu, Provinsi Sichuan, dirawat kembali di rumah sakit setelah dites positif lagi pada pemeriksaan berikutnya.

Otoritas kesehatan di provinsi selatan Pulau Hainan juga mengonfirmasi bahwa beberapa pasien yang pulih telah dites dan hasilnya menunjukkan bahwa mereka kembali positif virus corona.

Pihak berwenang mewajibkan pasien yang pulang untuk tinggal di rumah dan melakukan karantina mandiri selama 14 hari, dan mengizinkan mereka keluar rumah sakit setelah kedua tes usap tenggorokan dan dubur menunjukkan hasil negatif.

Mengapa hal ini bisa terjadi?

Dilansir dari Reuters, para ahli mengatakan ada beberapa cara pasien yang dipulangkan bisa terserang virus lagi. Pasien yang sembuh mungkin tidak membangun cukup antibodi untuk mengembangkan kekebalan terhadap virus dan terinfeksi lagi.

Virus ini juga bisa 'biphasic'. Artinya, virus itu tidak aktif sebelum membuat gejala baru. Beberapa kasus 'infeksi ulang; juga telah dikaitkan dengan perbedaan pengujian.

Guo Yanhong, seorang pejabat di NHC China, mengatakan pada hari bahwa pasien virus corona yang dites positif kembali ditemukan tidak menular. Namun demikian, dia mengatakan ada kebutuhan untuk meningkatkan pelacakan kesehatan dan manajemen pasien yang sudah sembuh, dan untuk memperdalam pemahaman tentang virus.

Tidak ada angka pasti untuk jumlah orang yang keluar dari rumah sakit yang kemudian dinyatakan positif.

Seorang wakil direktur pusat pengendalian penyakit di provinsi Guangdong mengatakan bahwa hingga 14 persen dari pasien yang keluar di provinsi tersebut telah dites positif lagi dan telah kembali ke rumah sakit untuk observasi.

China tidak sendirian dalam kasus infeksi ulang.

Pekan lalu, pihak berwenang di Jepang mengatakan seorang pemandu bus wisata dinyatakan positif virus corona untuk kedua kalinya.

Menyusul laporan infeksi ulang, Taiwan menjadi wilayah pertama di luar daratan China yang meningkatkan batasan kapan harus mengeluarkan pasien dari rumah sakit. Sekarang diperlukan tiga tes negatif, bukan dua, kata Menteri Kesehatan Taiwan.

Sebaliknya, Singapura, salah satu negara pertama di luar China yang berhasil mengendalikan penyebaran virus di dalam perbatasannya, belum memperkuat kriteria untuk keluar dari rumah sakit.

Apakah seorang pasien dipulangkan atau tidak adalah keputusan yang semata-mata diambil atas kebijaksanaan dokter berdasarkan rumah sakit-rumah sakit, menurut Kementerian Kesehatan Singapura.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya