Lindungi Anak dari Corona, Lockdown hingga Jangan Cium-cium Balita!

Anak SD cuci tangan.
Sumber :
  • ANTARA/Regina Safri

VIVA – Jumlah pasien positif corona (COVID-19) di Indonesia hingga Jumat kemarin dilaporkan ada 69 orang, diketahui ada dua balita di antaranya. Dua balita positif corona ini diduga tertular dari orangtuanya yang juga dinyatakan positif.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Terkait adanya kasus balita di Indonesia terjangkit virus corona, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, DR.dr. Aman B. Pulungan, Sp.A (K), FAAP, FRCPI (Hon) angkat bicara. Melalui akun Instagram resmi PP IDAI, Aman B Pulungan menyebut menutup sekolah merupakan salah satu langkah untuk melindungi anak-anak terpapar virus corona. 

"Anak Indonesia harus dilindungi. Langkah pertama, semua sekolah harus ditutup dahulu. WHO juga merekomendasikan penutupan sekolah. Dua kasus COVID-19 pada balita ini baru awal. Wabah COVID-19 ini belum memasuki masa puncak," kata Aman yang dikutip melalui unggahan di akun Instagram resmi PP IDAI, Sabtu, 14 Maret 2020. 

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

Bukan hanya itu saja, Aman juga menilai ada baiknya melakukan lockdown terutama di kota-kota yang telah memiliki kasus positif corona. Hal ini kata dia, merupakan langkah yang perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona terutama pada anak-anak.

"Kalau kita sayang dengan 90 juta anak Indonesia, saya sarankan sebaiknya kita melakukan lockdown paling tidak kota-kota yang saat ini ada penderitanya," lanjut dia. 

Pakar Imbau, Waspadai Pandemi Disease X, Mematikan Dibanding COVID-19

Dalam unggahan itu, Aman juga mengimbau orangtua untuk saat ini tidak membawa anak-anak ke tempat keramaian. Serta meminta untuk tidak menciumi anak balita. 

"Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah. Anak-anak sebaiknya tidak dibawa ke kerumunan ataupun keramaian. Selain itu anak jangan dibiasakan cium tangan kepada yang lebih tua, dan anak kecil balita jangan dicium-ciumin lagi," lanjut dia. 

Dia menambahkan, untuk orangtua yang pekerja dan terekspos dengan keramaian, disarankan mandi, berganti baju, cuci tangan, dan lainnya ketika tiba di rumah. 

"Semua orangtua harus hati-hati, kalau anak sakit energi orangtua akan habis dan akan berisiko untuk sakit. Ketika anak sakit, bisa satu keluarga sakit," kata dia. 

Untuk diketahui siang hari ini, Gubernur DKI Jakarta, Anis Baswedan menyebut pihak pemerintah memutuskan untuk meliburkan  seluruh siswa di Jakarta selama dua pekan. Penutupam ini dilakukan terkait terus menambahnya pasien positif corona, diputuskan dalam rapat pimpinan (rapim) Sabtu ini, 14 Maret 2020.

Berdasarkan data di Dinas Pendidikan (Disdik) DKI, ada 1,5 juta peserta didik di Jakarta. Tindakan penutupan sekolah ini merupakan bentuk penyelamatan yang harus dilakukan sehingga peserta didik yang masih di usia muda, bisa lebih dipastikan terhindar dari virus yang berasal dari Wuhan, China.

Anies juga mengemukakan, selama penutupan sekolah, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilakukan melalui jarak jauh. Sementara, Ujian Nasional (UN), juga ujian sekolah yang dijadwalkan, ditunda dulu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya