Orang dengan Obesitas Lebih Rentan Terinfeksi Corona, Kenapa?

Orang yang mengalami kegemukan atau obesitas.
Sumber :
  • Pixabay/ cocoparisienne

VIVA – Jumlah pasien positif virus corona atau COVID-19 di Indonesia terus meningkat. Meningkatnya jumlah pasien positif corona membuat masyarakat waspada, termasuk mereka yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit bawaan seperti diabetes, jantung, PPOK, hipertensi, gagal ginjal dan sebagainya.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Selain itu, masyarakat dengan usia lanjut juga rentan terinfeksi virus ini, lantaran memiliki imunitas yang rendah dibandingkan orang dewasa muda. 

Namun, tidak hanya itu. Ternyata orang yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas juga lebih berisiko terhadap virus ini. Hal ini diungkapkan oleh kepala ahli epidemiologi Prancis, Rabu lalu. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Dilansir dari laman Reuters, Senin, 13 April 2020, Ahli Epidemiologi di Prancis, Profesor Jean-François Delfraissy, mengatakan bahwa sebanyak 17 juta dari 67 juta warga Prancis berisiko terinfeksi virus corona karena usia, penyakit yang sudah ada sebelumnya atau obesitas.

“Virus ini mengerikan, bisa menyerang anak muda, khususnya anak muda yang obesitas. Mereka yang kelebihan berat badan perlu berhati-hati. Itulah sebabnya kita khawatir dengan orang-orang di Amerika, karena obesitas menjadi salah satu masalah yang besar di sana," kata Delfraissy.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Delfraissy mengatakan tingkat kematian generasi muda akibat virus corona sebesar 2 persen. Namun, angka kematian bisa mencapai 14 persen jika mereka memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah.

Lalu, mengapa orang dengan obesitas rentan terinfeksi COVID-19? Dilansir dari laman Aljazeerah, orang dengan obesitas memiliki efek yang buruk pada kesehatan, salah satunya gangguan fungsi kekebalan tubuh pada sel limfoid dan neutrofil. 

Limfoid dan neutrofil ini diketahui berfungsi untuk memberi tahu infeksi dari jaringan normal. Sel ini perlu dijaga keseimbangannya untuk menjaga sistem kekebalan tubuh yang sehat.  

Ketidakseimbangan dalam sistem kekebalan tubuh dan peradangan kronis pada jaringan tersebut membuat orang dengan obesitas berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi infeksi dan penyakit kronis pada umumnya.

Maka, tidak mengherankan, jika orang yang mengalami obesitas lebih berisiko terinfeksi COVID-19. Mereka dengan obesitas yang menderita COVID-19 akan berisiko tinggi mengalami komplikasi, termasuk kesulitan bernapas dan pneumonia.

Selain itu, mereka yang obesitas dan terinfeksi virus corona uga akan sulit untuk diintubasi, karena leher mereka cenderung lebih tebal, memberi tekanan pada saluran pernapasan mereka.

Di sisi lain, hingga sore ini tercatat jumlah kasus pasien positif corona di Indonesia kembali meningkat. Juru Bicara Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, menyampaikan, hingga Senin 13 April 2020 ada 316 penambahan kasus baru pasien positif virus corona. Sehingga total pasien positif menjadi 4.557 kasus. 

Sementara itu tercatat ada penambahan 21 pasien sembuh sehingga total ada 380 pasien yang sembuh. Sedangkan angka kematian akibat virus ini mencapai 399 kematian.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya