Antibodi Ini Disebut Bisa Mencegah Gelombang Kedua Virus Corona

Ilustrasi termometer/virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Para peneliti dari seluruh dunia berjuang setiap hari untuk menemukan obat dan vaksin untuk melawan virus corona atau COVID-19. Dan nampaknya, usaha tersebut mulai mendapatkan pencerahan. 

Sebuah laporan baru-baru ini menunjukkan, para peneliti mungkin telah menemukan jawaban untuk COVID-19 dengan ditemukannya antibodi kecil yang dikenal sebagai nanobodi. Antibodi ini ditemukan di dalam Alpaca dan llama, yaitu hewan dari keluarga unta. 

Menurut para ilmuwan dari Swedia dan Afrika Selatan, nanobodi (ukurannya jauh lebih kecil dari antibodi pada manusia) pada hewan ini yang telah diimunisasi, dapat digunakan untuk menghentikan penyebaran virus. 

Hal ini dapat membantu mencegah gelombang kedua virus corona. Dan dengan demikian, membantu negara-negara mengangkat penerapan lockdown atau karantina dengan aman. Demikian dilansir dari Times of India, Selasa, 30 Juni 2020.

Nanobodi atau antibodi menyerang lonjakan virus corona dan karenanya dapat memengaruhi kemampuannya untuk menginfeksi inang. Sebelumnya, laporan Tyson, alpaca yang berusia 12 tahun di Jerman, membantu para peneliti dalam menemukan obat untuk COVID-19 menjadi berita utama.

Sekelompok peneliti dari Karolinska Institute mengisolasi nanobodi dari darah Tyson setelah diimunisasi. Nanobodi ini ditemukan mengikat bagian virus yang sama dengan yang dilakukan antibodi manusia.

Para peneliti berharap ini dapat menjadi dasar untuk menemukan vaksin untuk virus corona, meskipun pekerjaan saat ini masih dalam tahap awal.

"Kami tahu bahwa antibodi yang diarahkan ke bagian virus yang sangat, sangat tepat yang penting. Dan itulah yang kami rancang dengan antibodi dari Tyson ini," ujar Gerald McInerney, kepala tim di Karolinska.

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024

Alpaca dan anggota keluarga unta lainnya menghasilkan nanobodi, yang ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan antibodi yang diproduksi oleh manusia.

Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Ketua Bawaslu RI mengatakan bahwa Pilkada Serentak 2024 berbeda dan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan penyelenggaraan pilkada serentak sebelumnya.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024