Wow, Indonesia Melahirkan Penduduk Satu Negara Tiap Tahun

Ilustrasi ibu hamil.
Sumber :
  • Pixabay/Pexels

VIVA – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan bahwa pandemi virus corona atau COVID-19, yang berlangsung selama Maret 2020 hingga sekarang, menyebabkan penurunan penggunaan kontrasepsi.

Selamat! Laura Theux dan Indra Brotolaras Dikaruniai Anak Pertama

Bahkan, Deputi KB KR BKKBN, dr. Eni Gustina, MPH, mengatakan, program Keluarga Berencana (KB) terancam gagal selama masa pandemi karena beberapa hal yang turut memengaruhi pelayanannya.

Baca juga: Melahirkan Caesar Picu Imunitas Anak Rendah, Ini Cara Mencegahnya

Haru, Alyssa Soebandono dan Dude Harlino Menangis Saat Pertama Dengar Suara Anak Perempuannya

"Kondisi seperti ini mau tidak mau akan berdampak pada pelayanan KB. Seperti kita ketahui, dari hasil yang disampaikaj oleh UNFPA pada April 2020, diperkirakan ada 47 juta wanita akan kehilangan akses pada pelayanan kontrasepsi sebagai dampak dari COVID-19," ujarnya saat virtual media conference Perayaan Hari Kontrasepsi Sedunia, yang diselenggarakan oleh DKT Indonesia.

Lebih lanjut dokter Eni menjelaskan, ada 7 juta kehamilan tidak direncanakan yang terjadi di Indonesia. Dia memperkirakan, angkanya mencapai 500 ribu kelahiran.

Ada Banyak Cerita! Dude Harlino dan Alyssa Soebandono Ungkap Proses Kelahiran Anak Perempuan Pertama

"Sementara sisi lain, kita tahu di Indonesia angka pertumbuhan penduduk kita masih tinggi, masih berkisar 1,49 persen. Yang artinya, setiap tahun lahir sekitar kurang lebih 5 juta penduduk di Indonesia," lanjut dia. 

Seperti diketahui, angka tersebut kurang lebih sama seperti keseluruhan jumlah penduduk di negara Singapura.

Baca juga: Banyak Orang Pakai Kontrasepsi Darurat saat Corona, Apa Risikonya?

"Kalau kita tahu 4,5 juta - 5 juta adalah penduduknya Singapura. Karena kalau Singapura itu penduduknya hanya 4,5 juta, Denmark penduduknya 5 juta. Jadi, Indonesia melahirkan penduduk satu negara setiap tahunnya," tegas dia.

Eni mengatakan, permasalahan yang masih dihadapi di negeri ini adalah masih tingginya angka fertilitas. "Dari survei dikatakan, 2,4 persen dalam 10 tahun belum turun-turun angkanya," tutup dokter Eni Gustina.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya