Akhirnya Tiba di Indonesia, Ini 5 Fakta Vaksin COVID-19 Sinovac

Dua kandidat vaksin COVID-19 buatan Sinopharm dan Sinovac.
Sumber :
  • (ANTARA/HO-GT)

VIVA – Kabar baik datang di tengah pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia sejak awal Maret lalu. Pemerintah Indonesia telah menerima satu juta lebih dosis vaksin COVID-19 Sinovac yang tiba di Bandara Soekarno Hatta pada Minggu malam, 6 Desember 2020. 

Komnas KIPI, Sebut Penyakit TTS akan Muncul 4 Sampai 42 Hari Setelah Vaksin AstraZeneca Disuntikkan

Kabar ini menjadi angin segar bagi masyarakat di tengah ketidakpastian tentang keadaan pandemi corona di Tanah Air. Lalu, seperti apa vaksin ini? Berikut ini fakta seputar vaksin COVID-19 Sinovac yang baru tiba tadi malam.

Jenis vaksin

Geger Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Ketua KIPI Indonesia Sebut Tidak ada Kejadian TTS di Indonesia

Melalui live streaming di akun YouTube Sekertariat Presiden, Presiden Joko Widodo pemerintah Indonesia sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin. Jokowi menjelaskan, vaksin tersebut merupakan vaksin buatan Sinovac yang juga diuji secara klinis di Bandung sejak Agustus 2020 lalu. Selain itu, Jokowi juga menyebut pemerintah tengah mengupayakan 1,8 juta dosis vaksin untuk awal tahun 2021.

“Kita juga masih mengupayakan 1,8 juta dosis vaksin yang akan tiba di awal Januari 2021,” katanya.

Bagaimana Kaitan Vaksin AstraZeneca yang Sebabkan TTS Pada Penerimanya?

Bahan baku vaksin juga diberikan 

Selain vaksin dalam bentuk jadi, dalam bulan Desember ini juga akan tiba sebanyak 15 juta dosis vaksin dan 30 juta dosis vaksin dalam bentuk bahan baku curah, yang akan diproses lebih lanjut oleh Bio Farma.

Photo :
  • Freepik/jcomp

"Kita amat bersyukur, alhamdulilah, vaksin sudah tersedia, artinya kita bisa segera mencegah meluasnya wabah COVID-19. Tapi, untuk memulai vaksinasi masih memerlukan tahapan-tahapan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," ujarnya.

Kapan mulai vaksinasi?

Dengan hadirnya vaksin COVID-19 di Tanah Air,  Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa seluruh prosedur penggunaan vaksin harus dilalui dengan baik dalam rangka menjamin kesehatan dan keselamatan masyarakat serta efektivitas vaksin. 

"Pertimbangan ilmiah, hasil uji klinis, ini akan menentukan kapan vaksinasi bisa dimulai," kata Jokowi saat konferensi pers secara virtual, Minggu malam, 6 Desember 2020.

Selanjutnya, Jokowi mengingatkan sistem distribusi vaksin ke daerah, yang menurutnya sangat penting dan juga peralatan pendukung, SDM serta tata kelola vaksinasi. 

"Kita tahu telah disiapkan sejak beberapa bulan yang lalu lewat simulasi-simulasi di beberapa provinsi dan saya yakin setelah diputuskan vaksinasi dimulai semua dalam keadaan siap," ujar Jokowi.

"Yang ketiga, karena tidak memungkinkan dilakukan vaksinasi secara serempak untuk semua penduduk, saya harap semua pihak untuk mengikuti pengumuman dan petunjuk-petunjuk dari petugas yang saat ini menyiapkan vaksinasi," imbuhnya.

Apa itu vaksin Sinovac?

Dilansir dari laman Fortune, vaksin Sinovac, yang disebut CoronaVac, didasarkan pada pendekatan yang paling banyak dicoba dan teruji untuk pengembangan vaksin yakni dengan metode inaktivasi. Metode ini adalah metode pembuatan vaksin COVID-19 dengan menggunakan virus yang tidak aktif untuk mengajarkan sistem kekebalan untuk membangun toleransi terhadap penyakit.

Perusahaan tersebut diketahui telah melakukan uji coba fase III termasuk di Indonesia. Vaksin dari Sinovac, Tiongkok, sudah tiba di Bio Farma pada tanggal 19 Juli 2020. Vaksin COVID-19 dari Sinovac digunakan untuk kebutuhan fase uji klinis tahap 3 pada Agustus 2020 lalu. Sinovac sudah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) di sejumlah negara pada Juli 2020 lalu. 

Dibawa oleh maskapai Garuda

Vaksin Sinovac sejumlah 1,2 juta dosis tiba melalui bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, pada hari Minggu, 6 Desember 2020. Pantauan VIVA melalui siaran langsung di akun YouTube Sekretaris Presiden, vaksin itu dibawa dengan pesawat Garuda Beoing 777-300ER. Pesawat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 21.30 WIB.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya