Bahaya Segelas Boba, Picu Obesitas Hingga Kematian COVID-19

Berat badan
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Segelas minuman manis dingin dengan tambahan boba kenyal, nampaknya begitu menyegarkan dahaga. Siapa sangka, di balik kenikmatannya tersimpan bahaya yang kerap diabaikan masyarakat.

Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi, BPS Catat Pengangguran di Indonesia Turun Jadi 7,2 Juta Orang

Asupan minuman manis satu ini memang telah menjadi tren beberapa tahun belakangan. Tak heran, konsumsi minuman manis penuh boba kerap dijadikan alasan untuk mencegah stres saat pandemi melanda. Alih-alih menghilangkan stres, timbunan lemak yang malah terjadi.

"Satu gelas boba milk tea 521 kalori. Kebutuhan kalori orang dewasa rata-rata perempuan 1.500, sedangkan laki-laki 2.000 sampai 2.500 kalori," jelas dokter spesialis penyakit dalam dari Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) dr Dicky L. Tahapary, SpPD-KEMD, PhD., dalam acara virtual bersama Kementerian Kesehatan.

Ternyata Mr P Bisa Mendelep alias Masuk ke Dalam, Kok Bisa?

Artinya, lanjut dia, asupan segelas boba ini sama seperti membakar kalori melalui main tenis selama 84 menit, berenang selama 77 menit, atau aerobik 83 menit. Tak heran camilan dari minuman manis dengan boba, kata dokter Dicky, termasuk jenis asupan yang 'jahat' karena memicu kenaikan berat badan.

"Terkait makanan karena Work from home (WFH) yang meningkat adalah camilan. Tapi, pandemi COVID-19 meningkatkan risiko obesitas karena orang tinggal di rumah, banyak makan, jarang aktivitas fisik," ujar dokter Dicky.

Aktris Claudia Kim Rela Naik Berat Badan sampai 100 Kg Demi Perannya di The Atypical Family

Imbasnya, masyarakat bisa mengalami obesitas apabila tak memperbaiki pola makan dan jenis camilannya. Terlebih, bahaya obesitas terhadap COVID-19 berisiko alami gejala parah hingga kematian lebih tinggi. terbukti dengan data sebanyak 60 persen pasien COVID-19 yang masuk ke ruang perawatan di rumah sakit memiliki kondisi obesitas.

"Dengan adanya COVID-19, obesitas itu meningkatkan risiko kematian dari COVID-19 dan risiko COVID yang berat," lanjut dokter Dicky.

Dokter Dicky berpesan agar masyarakat mau mengubah asupan dari minuman kekinian itu menjadi air putih yang nol kalori. Serta, membiasakan makan buah sebagai camilan dan menghindari jenis karbohidrat sederhana seperti gorengan. Juga, pengaturan makan tiga kali sehari untuk mencegah rasa lapar berlebih.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya