Di Indonesia, 4 Pasien COVID-19 Meninggal Tiap Jam

Ilustrasi virus.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Sepanjang Ramadhan, pemerintah telah mengambil kebijakan tegas larangan mudik dengan tujuan untuk mencegah hilangnya nyawa yang lebih banyak dari penularan COVID-19. Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Letjen TNI Dr. (H.C.) Doni Monardo mengingatkan masyarakat untuk bersabar dalam menghadapi pandemi, termasuk untuk tidak mudik.

Langkah ini sangat penting dilakukan demi kepentingan yang lebih besar bagi seluruh masyarakat Indonesia. Sebab, manusia adalah perantara utama pembawa virus SARS-CoV-2 dari satu daerah ke daerah lain.

"Setiap hari, penularan COVID-19 masih terjadi. Di Indonesia, COVID-19 rata-rata memakan 4 nyawa manusia setiap jamnya.," terang Doni, dikutip dari laman BNPB.

Dengan kebijakan peniadaan mudik, pemerintah mengimbau masyarakat untuk mengadakan acara keluarga dalam rangka Lebaran secara virtual. Hindari mudik atau pun bepergian, terutama dari daerah atau kota dengan kasus COVID-19 yang masih tinggi ke kampung halaman. Ini sama saja membawa virus mematikan yang penularannya sangat cepat.  

“Terutama saudara-saudara kita yang sudah lanjut usia, kakek, nenek, bahkan orang tua kita. Jangan sampai kita menjadi pembawa virus mematikan ke kampung halaman pada Lebaran ini,” ucap Doni.

Doni mengatakan, sebanyak apa pun tempat tidur, RS, bahkan tenaga kesehatan di Indonesia, tidak akan pernah cukup jika terjadi lonjakan kasus yang disebabkan oleh penularan penduduk yang bepergian secara masif. Semakin tinggi mobilitas seseorang, potensi penyebaran COVID-19 kepada orang-orang terdekat bahkan orang tua di kampung halaman. 

Masyarakat tentu tidak ingin kejadian di India terjadi di Tanah Air. Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan bahwa badai infeksi virus Corona telah mengguncang negaranya. Di sisi lain, data badan PBB untuk kesehatan dunia (WHO) mencatat lebih dari 16 juta kasus konfirmasi positif di India saat ini, dengan angka kematian mencapai lebih dari 180 ribu.

Ini merupakan tragedi luar biasa yang dihadapi suatu negara ketika banyak kasus positif COVID-19 tak sebanding dengan sumber daya yang dimiliki. Jumlah kematian yang luar biasa menjadi taruhan. Ini menjadi peringatan dini kepada masyarakat Indonesia untuk tidak mengalami hal serupa. Belajar dari beberapa pengalaman libur panjang atau mudik, angka kasus konfirmasi positif Covid-19 mengalami kenaikan. Fenomena ini yang harus dihindari bersama jelang hari raya Idul Fitri.  

2 Keuntungan Bisa Didapat Konsumen dari Konsep Ini

“COVID-19 belum berakhir, lindungi keluarga, jangan mudik dulu!” pesan Doni.

Jemaah calon haji naik pesawat untuk berangkat ke Tanah Suci di Arab Saudi (Foto ilustrasi)

Kuota Haji Kabupaten Tangerang Bertambah, 20 Persen Lansia

Kuota haji Kabupaten Tangerang meningkat 15 persen.

img_title
VIVA.co.id
6 Mei 2024