Berapa Besar Penderita Diabetes Terkena COVID-19? Ini Kata Ahli

Ilustrasi melacak jejak BLBI, ibarat pasien diabetes.
Sumber :
  • vstory

VIVA – Orang-orang dengan penyakit komorbid atau penyerta, jauh lebih berisiko untuk terkena COVID-19. Khusus pada pasien diabetes, orang-orang ini juga akan mengalami perberatan gejala jika sampai terkena COVID-19. 

Parahnya lagi, para penderita diabetes berisiko mengalami kematian yang lebih besar jika sudah terlanjur tertular COVID-19, karena menderita gejala yang berat. 

Lalu, seberapa besar potensi penderita diabetes untuk terkena COVID-19? Dan seberapa besar angka harapan hidup pasien COVID-19 dengan diabetes? 

Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PB PERKENI), Prof. Dr. dr. Ketut Suastika Sp.PD - KEMD, mengatakan, jika bicara komorbiditas pada populasi akan tergantung pada daerahnya. 

"Kita ambil salah satu dari testimoni di China, 8 persen itu ada diabetes pada pasien-pasien COVID-19. Tapi, kalo yang masuk rumah sakit di atas 30 persen," ujarnya saat media webinar sekaligus peluncuran Klik Diabetes yang digelar Kalbe Farma dan Klik Dokter, Kamis 29 April 2021. 

Lebih lanjut menurut Profesor Ketut, tingkat kematian pasien COVID-19 dengan diabetes, tergolong tinggi. 

"Itu belasan persen sampai 20-an persen. Jadi tergantung tempatnya. Kalo pasien diabetes terkena COVID-19 dan menjadi berat, itu kemungkinan hampir 25 persennya meninggal," kata dia. 

Namun, Ketut menjelaskan, persentase tersebut tergantung dari daerah dan negara mana. 

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Tetapi paling tidak, dari berbagai negara kita lihat memang dari belasan sampai 20-an persen meninggalnya untuk pasien-pasien diabetes ini cukup berat," ungkap dia. 

Oleh karena itu, Ketut menyarankan, agar pasien-pasien diabetes bisa mengontrol atau mengendalikan penyakitnya. 

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

"Dan kematian juga sangat tergantung dari kendali glikemik. Jadi, tergantung gula darahnya pada saat dirawat," tutur Prof. Ketut Suastika.

Ilustrasi vaksin.

Geger Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Ketua KIPI Sebut Tidak ada Kejadian TTS di Indonesia

Vaksin merek AstraZeneca diketahui juga digunakan di Indonesia saat pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu.

img_title
VIVA.co.id
4 Mei 2024