Usai Vaksin Masih Bisa Tertular COVID-19, Ada Gejala Berbeda

Ilustrasi vaksin COVID-19
Sumber :
  • Pixabay/pearson0612

VIVA – Meski sudah mendapat vaksin, seseorang masih mungkin terkena COVID-19. Namun, peneliti menyebut gejalanya bisa sedikit berbeda.

AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia, Ada Apa?

Para peneliti di King's College London mengungkap apa yang harus diantisipasi dari COVID-19 setelah vaksinasi, termasuk siapa yang paling berisiko.

Meski masih bisa terinfeksi COVID-19, namun vaksin memangkas risiko mengalami penyakit yang parah, dirawat di rumah sakit hingga kematian, serta kemungkinan membantu menghentikan penyebaran.

Kuota Haji Kabupaten Tangerang Bertambah, 20 Persen Lansia

Dikutip dari laman The Sun, para peneliti tersebut mengumpulkan data dari ribuan orang di Inggris menggunakan aplikasi ZOE Covid Symptom Study. Dari 1,1 juta pengguna aplikasi yang mendapat vaksin dosis pertama, hampir 2.400 (0,2 persen) melaporkan hasil tes positif COVID-19.

Dan, dari setengah juta yang sudah mendapat dua dosis vaksin, 187 (0,03 persen) positif COVID-19 satu minggu setelahnya. Mereka yang sudah inokulasi lebih sedikit melaporkan gejala apapun dari COVID-19.

Komnas KIPI, Sebut Penyakit TTS akan Muncul 4 Sampai 42 Hari Setelah Vaksin AstraZeneca Disuntikkan

Hampir 70 persen berisiko lebih kecil mengalami demam dibanding mereka yang tidak divaksin dan 55 persen lebih rendah berisiko mengalami kelelahan. Sementara gejala kehilangan indera penciuman, panas dingin, dan sakit kepala semua risikonya menurun hingga hampir setengah.

Orang yang sudah divaksin dan mengalami COVID-19 melaporkan kadar gejala sesak napas, sakit telinga dan kelenjar bengkak yang sama. Tapi, ada satu gejala yang secara signifikan lebih umum pada orang di bawah 60 tahun yang tidak cukup beruntung terkena COVID-19 setelah vaksin.

Bersin menjadi gejala yang 24 persen lebih umum terjadi pada kelompok usia ini. Gejala ini tidak pernah ditandai sebagai infeksi COVID-19, umumnya lebih sering terlihat pada penderita flu atau pilek.

"Kami tidak menyadari laporan sebelumnya bahwa bersin lebih umum pada pasien yang sudah divaksin dari penyakit pernapasan lainnya. Tapi ini gejala yang cukup dikenali baik pada infeksi pernapasan maupun alergi yang dipicu iritasi mukosa nasal," ujar peneliti.

Para peneliti menjelaskan bahwa orang yang memiliki alergi bersin karena kuman dengan cepat mengaktifkan sistem imun mereka. Mereka memiliki teori bahwa mereka yang sistem imunnya sudah prima terhadap COVID-19 karena vaksin mungkin akan bereaksi sama.

Para peneliti juga mengingatkan bahwa bersin bisa menjadi gejala yang harus diwaspadai di masa depan karena bisa menandakan seseorang membawa virusnya.

"Bersin menciptakan aerosol, berpotensi penting bagi penyebaran virus di era pasca vaksin," demikian keterangan hasil penelitian itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya