Cara Bedakan Anosmia karena COVID-19 dan Flu Biasa

Ilustrasi flu/bersin/pilek.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Salah satu gejala COVID-19 yang paling sering dialami adalah hilang indra penciuman atau disebut anosmia.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Tapi, anosmia tidak hanya muncul ketika dinyatakan positif COVID-19 saja, pada flu biasa pun bisa muncul. Hal ini pun seringkali membuat pasien kebingungan.

Menurut dokter spesialis THT, dr. Hemastia Manuhara Harba'i, Sp.THT-KL, gejala dari dua penyebab itu memang pada umumnya tidak bisa dibedakan. Namun, dia menekankan kalau pada COVID-19 biasanya anosmia bisa tidak disertai batuk dan flu.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

"Kalau anosmia pada COVID-19 banyak di usia muda, tidak ada flu, hanya anosmia. Kebanyakan pada usia di bawah 40. Itu bisa salah satu yang membedakan," ujar dokter Hemas dalam program Hidup Sehat tvOne, Rabu 14 Juli 2021.

Anosmia, lanjut dokter Hemas, tidak bisa ditentukan berapa lama berlangsung pada setiap pasien. Namun, menurut penelitian, 70-80 persen kasus anosmia karena COVID-19 hilang dalam 2 minggu sampai 28 hari.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Tapi, pada 30 persen kasus, gejala ini bisa berlangsung lebih lama bahkan tidak hilang sama sekali.

Saat mengalami anosmia, dokter Hemas menyarankan agar banyak melakukan olfactory training atau melatih penciuman dengan mencium aroma-aroma berbau menyengat seperti minyak kayu putih, parfum, atau buah-buahan bau tajam seperti jeruk.

"Belum ada obat untuk menyembuhkan hilangnya indra penciuman. Pasien bisa melakukan cuci hidung atau menggunakan steorid intranasal," kata dia.

Selain itu, mengonsumsi makanan dengan rasa menyengat atau banyak bawang putih juga bisa membantuk membantu melatih indra penciuman dari sisi belakang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya