Bulu Hidung Penting untuk Lawan Virus dan Cegah Penyakit, Benarkah?

Ilustrasi hidung/bibir.
Sumber :
  • Pexels/Shiny Diamond

VIVA – Sebuah teori medis menyebut bahwa bulu hidung menyaring udara yang kita hirup dan karena itu bisa melindungi kita dari bakteri, virus dan patogen udara.

Presiden WAML dan Menkumham Bertemu, Bahas Hak Kesehatan Narapidana

Dilansir laman Times of India, gagasan mengenai bulu hidung, secara medis disebut vibrissae, memberikan perlindungan terhadap kuman sudah ada sejak lebih dari seabad yang lalu.

Di tahun 1986, sekelompok dokter Inggris menulis dalam jurnal media The Lancet bahwa bagian dalam dari sebagian besar lubang nasal normal sangatlah steril. Di sisi lain, vestibulum lubang hidung, bulu hidung melapisinya dan kerak yang terbentuk di sana penuh dengan bakteri.

5 Risiko Menakutkan yang Tersembunyi di Balik Jenggot dan Kumis Kasar yang Tidak Terawat

Hal ini menunjukkan fakta bahwa bulu hidung bertindak sebagai penyaring dan banyak sekali mikroba terperangkap di sela-sela rambut yang lembab, yang membatasi vestibulum.

Lantas, apakah artinya mencukur bulu hidung bisa membuat kuman lebih mudah masuk lebih dalam ke saluran pernapasan? Di sekitar tahun 2011, kelebatan bulu hidung dengan seksama diteliti sebagai kemungkinan korelasi penyakit.

Bawaan Lahir yang Buat Vior Dicap Sebagai Bocah Kosong

Studi pada 233 pasien yang dipublikasikan di International Archives of Allergy and Immunology itu menemykan bahwa orang dengan bulu hidung lebih lebat, berisiko lebih kecil memiliki asma. Para peneliti menambahkan temuan ini ke dalam fungsi penyaringan dari bulu hidung.

Studi tersebut adalah studi observasi yang bukan merupakan sebab dan akibat dan asma bukanlah infeksi. Tidak ada studi lanjutan yang dilakukan untuk mengukur apakah mencukur bulu hidung bisa mempengaruhi risiko asma atau infeksi.

Di tahun 2015, sejumlah dokter melakukan studi untuk melihat efek mencukur bulu hidung dan menemukan bahwa mencukurnya membuat perbaikan dalam hal subyektif dan obyektif dari pergerakan udara hidung.

Perbaikan banyak terlihat pada orang yang memiliki bulu hidung paling banyak. Hasil studi tersebut dipublikasikan di American Journal of Rhinology and Allergy.

Tapi, apakah pergerakan udara di hidung berkorelasi dengan risiko lebih tinggi terkena infeksi? Partikel yang lebih besarlah yang tersangkut di bulu hidung, sedangkan virus jauh lebih kecil. Virus juga sangat kecil sehingga bisa melewati hidung. Karenanya, mencukur bulu hidung tidak akan membuat seseorang berisiko terkena infeksi pernapasan.

Berdasarkan studi terbatas tersebut, tidak ada bukti pasti bahwa mencukur atau mencabut bulu hidung bisa meningkatkan risiko infeksi pernapasan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya