- Times of India
VIVA – Mengonsumsi makanan yang sehat serta rendah kalori dapat mengurangi asupan kalori secara keseluruhan, sehingga membantu orang-orang yang ingin menurunkan atau mempertahankan berat badan.
Saat ini, banyak orang mengonsumsi makanan tidak sehat seperti junkfood yang tinggi kalori dan rendah nutrisi. Ini merupakan kebiasaan buruk yang harus dikurangi bahkan dihindari. Apalagi bagi para penderita diabetes atau yang memiliki kolesterol tinggi.
Direktur PT Aquasolve Sanaria, Ir. Budiyono Tirtajaya M., M.M., mengatakan, salah satu cara untuk menurunkan berat badan dan menghindari berbagai risiko kesehatan, adalah dengan mengurangi konsumsi kalori pada makanan.
"Asupan makanan yang rendah kalori dapat membantu seseorang menurunkan berat badan. Karena tubuh mengalami defisit kalori, sehingga timbunan lemak berkurang secara bertahap," ujarnya saat memperkenalkan produk makanan dan minuman rendah kalori, Ashitaki, baru-baru ini.
Akan tetapi menurut Budiyono, mengurangi asupan kalori bukan berarti harus mengonsumsi makanan hambar atau mengurangi porsi makan, sehingga terus-menerus tersiksa merasa lapar.
"Ada banyak pilihan makanan rendah kalori yang sehat dan lezat, serta tetap bisa membuat perut terasa kenyang lebih lama," kata dia.
Budiyono mengatakan, orang-orang yang melakukan diet, biasanya terlalu fokus mengurangi porsi makan dan mengonsumsi makanan hambar. Padahal, tanpa melakukan hal tersebut, mereka tetap bisa mengonsumsi makanan enak dan kaya manfaat.
"Untuk melakukan diet kalori, beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain, mengurangi asupan karbohidrat, mengonsumsi lebih banyak protein, hindari minuman bersoda dan jus buah kemasan, minum lebih banyak air putih dan jangan lupa olahraga," tutur dia.
"Selain itu, Anda bisa mengganti daging dengan sayuran, hindari gorengan, rutin sarapan, dan temukan opsi yang lebih sehat, salah satunya dengan mengonsumsi Ashitaki. Selain rendah kalori, produk ini mengandung Ashitaba, seledri asal Jepang yang berkhasiat untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah," kata Budiyono Tirtajaya.
