- Times of India
VIVA – Jika Anda sering melewatkan sarapan, temuan sebuah studi baru mungkin mengubah pendekatan Anda. Menurut sebuah studi baru, orang yang bangun pagi tidak hanya tetap sehat tetapi juga memiliki kadar gula darah yang lebih baik dibandingkan dengan rekan mereka yang tidak bangun pagi dan tidak sarapan tepat waktu.
Studi ini dipresentasikan di ENDO 2021, konferensi virtual dari The Endocrine Society yang diadakan awal tahun ini pada bulan Maret, dikutip dari Times of India. Temuan penelitian menunjukkan bahwa makan di pagi hari terkait dengan resistensi insulin yang lebih rendah dan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah.
Peneliti utama studi dari Northwestern University di Chicago mengungkapkan bagaimana para peneliti mengamati bahwa orang yang mulai makan lebih awal pada hari itu memiliki resistensi insulin yang lebih rendah dan gula darah yang lebih rendah.
Hasilnya terlepas dari apakah individu membatasi asupan makanan mereka hingga 10 jam atau kurang dari 10 jam dalam sehari.
Menu diet
- Times of India
Untuk menggambar pola antara waktu makan dan kadar gula darah dan insulin, tim peneliti menganalisis data yang berasal dari 10.575 orang dewasa Amerika dari survei nasional tentang kesehatan dan nutrisi.
Ditemukan bahwa puasa intermiten atau makan selama 10 jam atau kurang setiap hari dikaitkan dengan resistensi insulin yang lebih tinggi. Singkatnya, orang yang berpuasa kurang responsif terhadap insulin dan resistensi ini menjadi faktor risiko untuk mengembangkan diabetes tipe-2.
Temuan penelitian ini berbeda dengan beberapa penelitian sebelumnya yang mengklaim puasa dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengontrol kadar gula darah seseorang.
Tetapi terlepas dari apakah orang tersebut berpuasa atau tidak, orang yang makan makanan pertama mereka sebelum pukul 08:30 memiliki tingkat resistensi insulin yang lebih rendah.
