Data Efikasi & Keamanan Vaksin Sinovac untuk Anak 6-11 Tahun

Vaksinasi COVID-19 untuk anak-anak
Sumber :
  • VIVA/Andrew Tito

VIVA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan izin penggunaan vaksin untuk anak usia 6-11 tahun. Vaksin yang telah disetujui penggunaanya untuk anak usia 6-11 tahun itu adalah vaksin Sinovac.

Membangun Imunitas Anak, Peran Vital Vaksinasi dalam Pertumbuhan

Lantas bagaimana dengan hasil uji efikasi dan keamanan dari vaksin COVID-19 Sinovac untuk anak usia 6-11 tahun?

"Kami menyampaikan pengumuman, telah diterbitkannya izin penggunaan vaksin COVID-19, dari vaksin Sinovac CoronaVac dan vaksin COVID-19 dari Bio Farma untuk anak usia 6-11 tahun," kata Kepala BPOM Penny Lukito, dalam virtual conference, Senin 1 November 2021.

Efikasi Vaksin HPV NUSAGARD Sentuh 100 Persen

Berdasarkan uji imunogenitas studi klinik fase 1-2 dengan total subyek 550 orang anak-anak vaksin dapat menginduksi pembentukan antibodi netralisasi. Pada pengamatan 28 hari setelah dosis kedua seropositivity rate dan seroconversion rate antibodi netralisasi mendekati 100 persen.

"Dan ini sebanding antara kelompok vaksin dosis rendah dan dosis medium," kata Direktur Registrasi Obat BPOM Dra Togi Junice Hutadjulu.

Orang Tua Harus Tahu, Inilah Pentingnya Vaksin Booster untuk Anak Pra-Sekolah

Ilustrasi seorang tenaga medis memperlihatkan dosis vaksin COVID-19 buatan Sinovac.

Photo :
  • tvOne/Teguh Sutrisno

Kemudian berdasarkan, hasil studi fase kedua data resistensi antibodi pada 3 bulan setelah divaksin dosis kedua diperoleh dari 227 subjek. Sehingga didapatkan data bahwa imunogenisitas anak superior dari dewasa, dengan GMT 118,7 vs 14,1 dan seropositivity ratenya 96,15 persen vs 89,04 persen.

"Jadi memang imunogenisitas anak superior dari dewasa," kata Junica.

Lebih lanjut, Junica menjelaskan, untuk efek samping yang dilaporkan dari fase 2b dari anak usia 6-11 sebanding dengan usia 12-17 tahun yang sudah disetujui yakni 11 persen dan 14 persen.

Di sisi lain, Penny menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil uji klinik dari anak-anak pada aspek keamanan dan aspek  imunogenisitas  menunjukkan persentase tinggi cukup tinggi yakni 96 persen.

"Efikasinya mengikuti yang ada selama ini pada hasil uji klinik (sebelumnya yakni 64 persen). Dari aspek keamanan vaksin ini aman untuk anak usia 6-11 tahun," kata Penny.

Lebih lanjut, Penny menjelaskan bahwa ini merupakan kabar baik, mengingat saat ini vaksinasi COVID-19 penting bagi anak karena pembelajaran tatap muka sudah mulai dilakukan di sekolah.

"Ini adalah vaksin pertama yang terdaftar Badan POM yang bisa diberikan anak usia 6-11 tahun, kami menunggu dalam waktu dekat vaksin yang terdaftar badan POM untuk anak 6-11 tahun sehingga segmen anak bisa mendapatkan vaksin covid-19 dalam menghadapi program pembelajaran ke depan yang tentunya diharapkan menambah kepercayaan diri dari para orang tua mengirimkan anaknya ke sekolah," kata Penny.

Untuk diketahui, hingga saat ini virus COVID-19 masih ada di sekitar kita termasuk di Indonesia. Maka, penting bagi masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menerapkan 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas).

Dengan menerapkan protokol kesehatan diharapkan masyarakat dapat melindungi diri dan orang lain dari paparan COVID-19. Selain itu, pemerintah saat ini juga telah menjalankan vaksinasi COVID-19.

Program vaksinasi juga menjadi salah satu langkah yang dilakukan pemerintah Indonesia. Vaksinasi COVID-19 dilakukan agar terbentuk herd immunity (kekebalan kelompok) secara cepat.

Dengan herd immunity diharapkan bisa melindungi masyarakat dari kesakitan dan kematian akibat COVID-19. Herd Immunity sendiri bisa dicapai melalui dua cara yakni secara alami dan buatan.

Herd immunity yang dibentuk secara alami terjadi ketika kita menjadi kebal terhadap penyakit tertentu setelah tertular. Hal ini memicu sistem kekebalan tubuh untuk membuat antibodi terhadap kuman yang menyebabkan infeksi di dalam diri kita.

Pasalnya, antibodi seperti pengawal khusus yang hanya mengenali kuman tertentu. Jika kita kembali terinfeksi, antibodi yang menangani kuman sebelumnya bisa menyerang penyebab infeksi tersebut sebelum menyebar dan membuat kita jatuh sakit.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya