Risiko Diabetes Meningkat di Usia Muda, Ini yang Harus Dilakukan

Ilustrasi tes diabetes.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Risiko diabetes pada usia muda di Indonesia semakin meningkat. Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 - 2021, hasil diagnosis diabetes pada usia di atas 15 tahun meningkat hingga 2 persen, bahkan di Jakarta peningkatan kasus mencapai 3,4 persen. 

783 Juta Orang Akan Menderita Diabetes Tahun 2045

Kondisi ini dapat menjadi masalah kesehatan di negara kita, terlebih di masa pandemi, di mana banyak kasus fatal COVID-19 berakar dari komorbiditas. Faktanya, 34,5 persen pasien COVID-19 merupakan penderita diabetes melitus, demikian menurut data Kementerian Kesehatan RI edisi 13 Oktober 2020. 

Hal ini membuat para dokter dan peneliti mencari tahu alasan yang menyebabkan pergeseran ini. Sejumlah penelitian yang dilakukan telah menunjukkan hubungan antara perubahan gaya hidup yang tidak sehat dan munculnya diabetes dini pada anak-anak. 

Bukan Lagi Penyakit Orangtua, Penderita Kanker di Usia Muda Meningkat 79 Persen

Sebelumnya, generasi muda dan anak-anak biasanya didiagnosis dengan diabetes tipe 1, tetapi sekarang lebih banyak terdiagnosa diabetes tipe 2. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dalam tiga dekade terakhir, penderita diabetes tipe 2 juga telah meningkat secara dramatis. Bukan hanya pada lansia, diabetes juga kini banyak diidap oleh anak muda.

Prevalensi kasus diabetes di Indonesia meningkat sekitar 6,2 persen dibandingkan 2019 lalu. Bahkan, menurut penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim penanggulangan COVID-19 di Indonesia, angka kematian pada pasien diabetes yang terinfeksi COVID-19 meningkat sebanyak 8,3 kali lipat dibandingkan dengan masyarakat yang tidak mengidap diabetes. 

Kolesterol Hingga Diabetes Bermunculan Usai Lebaran? Dokter Ungkap Penyebab dan Cara Atasinya

Diketahui juga, sejak 2014, diabetes merupakan salah satu penyebab kematian di Indonesia. Spesialis gizi klinik, DR. dr. Luciana B Sutanto, Ms, Sp.GK, memaparkan, pola hidup seseorang dapat memengaruhi risiko diabetes. 

"Pola hidup, aktivitas dan makan dapat memengaruhi risiko diabetes. Untuk mencegahnya, bisa memulai dari mengatur pola makan," ujarnya dikutip VIVA dari siaran pers Lions Club Jakarta Madhava, Kamis 18 November 2021. 

Menurut dokter Luciana, pola makan yang baik adalah makan yang teratur, cukup, tepat waktu, serta terjadwal. Yaitu, setiap tiga jam sekali mengisi perut dengan makanan bergizi. 

"Makan tiga kali sehari, dengan selingan di antara itu tergantung aktivitas kita. Selain itu, pastikan kita tidur cukup minimal 7 jam untuk menghindari over eating atau makan berlebih di malam hari," ungkap dia. 

Sementara itu, Pakar Psikolog Anak, Remaja dan Keluarga, Ratih Ibrahim, menambahkan, selain pola hidup sehat, diabetes juga dapat dikelola dengan growth mindset. 

"Meskipun diabetes menyebabkan efek samping baik dari segi fisik maupun psikis, namun diabetes dapat dikelola melalui pola hidup yang lebih sehat dan membangun growth mindset, karena mindset kita menentukan nasib kita," pungkas dr. Luciana B Sutanto.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya