Kolom Prof Tjandra: Antisipasi Situasi NATARU

Guru Besar Paru FKUI & Mantan Direktur Regional WHO SEARO, Profesor Tjandra Yoga Aditama
Sumber :
  • satgas covid-19

VIVA – Sehubungan berita akan diberlakukannya PPKM Level 3 pada 24 Desember hingga 2 Januari 2021, maka ada 5 hal:

Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

1. Sekarang 20 November, jadi masih lebih 1 bulan sebelum 24 Desember 2021. Dari pengalaman kita dan dunia, maka situasi COVID-19 dapat berubah dalam hitungan hari atau Minggu, sehingga keputusan akhir tentu baiknya dilakukan ke lebih dekat dari waktu pelaksanaannya.

2. Kalau disebutkan bahwa dari sekarang diumumkan supaya masyarakat jangan terlanjur beli tiket dan lain-lain. Maka perlu diwaspadai juga kemungkinan tingginya mobilitas pada Kamis, 23 Desember 2021 (atau sebelumnya). Dan juga sekali lagi, sejauh ini tentu kita belum tahu pasti tentang bagaimana situasi epidemiologik nanti di hari-hari akhir Desember 2021.

Jelang Nataru, ASDP Dorong Masyarakat Gunakan Ferizy Cegah Antrean

3. COVID-19 sendiri juga masih banyak aspek unpredictibility-nya, termasuk misalnya ada atau tidaknya varian baru, walau memang sampai sekarang belum ada laporan yang jelas tentang varian baru yang amat mengkhawatirkan.

4. Yang pasti dapat dilakukan untuk antisipasi Nataru adalah:

Kedekatan Trump dan Putin Bocor, Sering Teleponan hingga Kirim Alat Tes COVID-19

-Kita tetap melakukan protokol kesehatan 3M dan 5M.

-Memeriksakan diri kalau ada kecurigaan sakit (ada gejala misalnya, atau ada kemungkinan kontak, atau sesudah bepergian dari negara yang sedang tinggi kasusnya, dan lain-lain),

-Untuk yang belum divaksinasi, agar segera divaksinasi.

Prof Tjandra Yoga Aditama.

Photo :
  • Istimewa

5. Untuk pemerintah, maka ada 5 hal yg perlu dilakukan sekarang:

-Mengatur PPKM sesuai level yang ada.

-Meningkatkan jumlah tes. Sekarang memang terkesan jumlah total seperti sudah memadai, tapi ada provinsi-provinsi yang tinggi dan cukup banyak Kab/Kota yang belum mencapai target untuk test dan trace.

-Terus meningkatkan pemeriksaan whole genome sequencing untuk mendeteksi kemungkinan varian baru. Sampai 18 November 2021, Indonesia sudah memasukkan 8.839 sampel WGS virus SARS CoV2 penyebab COVID-19 ke GISAID yang memang mengkompilasi data dari seluruh dunia. Singapura sudah memasukkan 9.652 sampel, Filipina 12.742 sampel dan India dengan 78.442 sampel. 

Yang paling tinggi adalah Amerika Serikat yang pada 18 November 2021 sudah memasukkan 1.608.136 sampel WGS virus COVID-19 ke GISAID, disusul oleh Inggris dengan 1.238.935 sampel.

-Vaksinasi harus terus digalakkan, apalagi karena sekitar 60 persen penduduk kita (dari angka target, bukan dari total populasi) belum mendapat vaksinasi lengkap dan lansia bahkan sekitar 70 persen (dari angka target) belum dapat vaksinasi lengkap. 

-Mobilitas orang dari luar negeri perlu dikendalikan dengan baik, setidaknya dengan 3 cara:

a. Pengetatan pemeriksaan di pintu masuk negara, di Kantor Kesehatan Pelabuhan.

b. Pemberlakuan masa karantina yang memadai.

c. Pemantauan bagi mereka yang sudah selesai karantina, setidaknya sampai 7 atau 14 hari kemudian.

Prof Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI 
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara

Harvey Moeis Sidang Lanjutan Kasus Korupsi Timah

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Harvey Moeis bersaksi dalam kasus dugaan korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah pada tahun 2015-2022.

img_title
VIVA.co.id
23 Oktober 2024