Dokter: Penderita COVID-19 yang Dirawat Saat Ini Pasien Reinfeksi

Ilustrasi virus corona COVID-19
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Menurunnya kasus COVID-19 di Indonesia, membuat masyarakat mulai merasa bebas untuk bepergian ke luar rumah. Beberapa tempat keramaian, seperti mal hingga tempat wisata, sudah mulai padat dikunjungi. Terlebih, anak-anak juga sudah diizinkan untuk masuk ke area publik.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Namun, dr. Haekal Anshari, M. Biomed, mengingatkan, agar masyarakat tidak abai dengan pandemi yang belum berakhir ini. Sebab menurut dia, meski kita sudah divaksin dua kali dan taat protokol kesehatan (prokes), peluang untuk terinfeksi virus masih tetap ada. 

"Apalagi berdasarkan informasi teman-teman sejawat saya yang ada di rumah sakit, memang jumlah pasien COVID-19 itu rendah sekali. Artinya, masih dapat dihitung dengan jari," ujarnya saat Live di Instagram @vivacoid, Rabu, 23 November 2021. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

"Tapi ternyata, yang saat ini dirawat di rumah sakit karena COVID-19 adalah mereka yang mengalami reinfeksi. Artinya mereka sudah pernah terinfeksi COVID-19, sudah vaksin dua kali, tapi ternyata kembali mengalami reinfeksi," ungkap dia. 

Ilustrasi virus corona/COVID-19.

Photo :
  • Freepik/pikisuperstar
Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Untuk itu, meskipun kasus virus corona di Indonesia sudah terkendali, Haekal mengatakan, kemungkinan untuk kembali terinfeksi atau reinfeksi COVID-19 masih tetap ada, mengingat ini adalah penyakit sekaligus virus baru, yang masih terus diteliti hingga sekarang. 

"Makanya penting sekali untuk tetap taat prokes," tegas dia. 

Oleh karena itu, menurut Haekal, taat protokol kesehatan menjadi kunci utama untuk melindungi diri dari COVID-19. 

"Berdasarkan penelitian, meskipun kita sudah vaksin, sudah pernah terinfeksi COVID-19, tapi kalau kita tetap taat prokes, maka angka perlindungan kita terhadap infeksi COVID-19 tetap lebih tinggi, dibandingkan kalau kita tidak melakukan prokes," tutur dr. Haekal Anshari.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya