Vaksin COVID-19 Tanpa Jarum Suntik Diuji Coba di Inggris

Ilustrasi vaksin
Sumber :
  • Pixabay/Ann_San

VIVA – Vaksin COVID-19 tanpa jarum suntik pertama sedang diuji coba di Inggris saat ini. Hal itu dimaksudkan sebagai "perang" melawan lonjakan kasus akibat varian Omicron yang kian meluas.

AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia, Ada Apa?

Dilansir dari laman The Sun, Selasa, 14 Desember 2021, vaksin alternatif itu dikembangkan oleh para peneliti di University of Southampton. Metode vaksin tersebut menggunakan dorongan udara untuk mendorong dosis melalui kulit daripada jarum. 

Menurut para pakar di balik vaksin, ini juga akan melawan virus corona di masa depan. Sebab, terdapat teknologi teranyar yang berbeda dibanding vaksin sebelumnya sehingga diharapkan dapat memberi perlindungan maksimal.

Kuota Haji Kabupaten Tangerang Bertambah, 20 Persen Lansia

"Ini bukan sekadar vaksin virus corona 'lain' karena memiliki varian COVID-19 dan virus corona di masa depan dalam pandangannya. Teknologi ini dapat memberikan perlindungan luas untuk sejumlah besar orang di seluruh dunia," ujar kepala penyelidik klinis dan direktur NIHR Southampton Clinical Research Facility, Saul Faust.

Ilustrasi penyuntikan Vaksin COVID-19

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa
Komnas KIPI, Sebut Penyakit TTS akan Muncul 4 Sampai 42 Hari Setelah Vaksin AstraZeneca Disuntikkan

Teknologi vaksin ini berbeda dengan sebagian besar vaksin COVID-19 yang ada menggunakan urutan RNA untuk protein lonjakan dari sampel pertama virus yang ditemukan pada Januari 2020. Vaksin ini memakai teknologi DIOSvax.

Dari teknologi itu, ditujukan untuk memprediksi bagaimana virus dapat bermutasi. Hal ini memungkinkannya untuk menargetkan varian yang akan muncul di masa mendatang, mengingat saat ini virus kerap bermutasi.

"Ketika varian baru muncul dan kekebalan mulai berkurang, kita membutuhkan teknologi yang lebih baru. Sangat penting bagi kami untuk terus mengembangkan kandidat vaksin generasi baru yang siap membantu menjaga kami tetap aman dari ancaman virus berikutnya," terang pakar di Universitas Cambridge yang mengembangkan vaksin dengan perusahaan riset DIOSynVax, Profesor Jonathan Heeney.

"Vaksin kami inovatif, baik dalam hal cara sistem kekebalan tubuh merespons dengan respons perlindungan yang lebih luas terhadap virus corona, dan cara pengirimannya. Yang terpenting, ini adalah langkah pertama menuju vaksin virus corona universal yang kami kembangkan, melindungi kami tidak hanya dari varian COVID-19 tetapi dari virus corona di masa depan," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya