Jangan Remehkan! Pakar IDI Soroti Kematian COVID-19 pada Kelompok Ini

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.
Sumber :
  • pexels/Edward Jenner

VIVA – Tren kenaikan kasus COVID-19 mulai terjadi di berbagai wilayah di Tanah Air hingga memicu kekhawatiran banyak pakar. Meski dianggap hanya menimbulnya gejala ringan, nyatanya varian Omicron dapat menyebabkan sakit berat hingga kematian.

Taiwan Siap Berbagi Pengalaman Pelayanan Medis dengan Indonesia

Ketua Satuan Tugas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban pun menyoroti kasus kematian yang tak bisa disepelekan pada pasien COVID-19. Sebabnya, kematian akibat virus SARS-CoV-2 itu dapat mengintai kelompok rentan mulai dari pengidap komorbid, lansia, serta yang belum vaksinasi lengkap.

"Sekali lagi, jangan remehkan Covid-19. Bisa jadi bagi sejumlah orang gejalanya ringan, tapi untuk yang lain, seperti kelompok rentan, bisa jadi berpotensi kematian. Hati-hati," tutur Prof Beri, sapaannya, dikutip dari akun Twitter miliknya.

IDI Dorong Saintifikasi Jamu dalam Rangkaian HBDI ke-116

Diakui Prof Beri, penularan COVID-19 kian masif dan tak pandang bulu. Hal itu terbukti dengan meningkatnya kasus COVID-19 pada tenaga kesehatan, yang mana dapat memicu kolaps-nya pelayanan kesehatan.

Ilustrasi virus corona/COVID-19.

Photo :
  • Freepik/pikisuperstar
Kuota Haji Kabupaten Tangerang Bertambah, 20 Persen Lansia

"COVID-19 sudah mendekati lingkaran dan kerabat saya, termasuk teman nakes. Banyak yang terinfeksi. Gelombang ini mulai mengancam nakes di rumah sakit," imbuhnya.

Hingga Rabu 9 Februari 2022 pukul 16.30 WIB, total pasien dirawat di rumah sakit nasional mencapai 26,3 persen. Sampai sejauh ini pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit masih terkendali dibanding kenaikan kasus harian yang naik menjadi 46.843 hari ini. Namun, Prof Beri mengingatkan bahwa apabila makin banyak tenaga kesehatan yang terinfeksi, pelayanan rumah sakit pun akan terdampak.

"Kalau yang terinfeksi banyak dan mereka harus cuti, maka ketidaktersediaan nakes akan memengaruhi pelayanan. Hal ini dapat jadi masalah yang berat—seperti yang terjadi di Inggris. Saya harap itu tidak terjadi," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya