Ada Lagi Gejala Aneh COVID-19 Termasuk Omicron, Kini Muncul di Lidah
- Times of India
VIVA – Gejala COVID-19 berbeda setiap orang. Ada yang umum tapi ada juga yang mengalami beberapa gejala khas yang tidak dirasakan pasien lain. Dari sekian banyak gejala infeksi COVID-19, salah satu yang aneh adalah lidah COVID. Apa itu?
Dilansir Times of India, Rabu 2 Maret 2022, lidah COVID-19 adalah kondisi di mana lidah mengalami benjolan dan pembengkakan. Permukaan lidah terlihat putih, tidak rata dan bengkak. Beberapa orang mungkin juga mengalami borok di lidah. Karena bengkak, penderitanya akan merasakan sakit saat makan.
Sebuah studi di tahun 2021 menemukan, COVID-19 juga bermanifestasi di rongga mulut dan yang paling umum adalah papilitis lingual berbentuk U yang bersifat sementara, glositis dengan depapilasi yang tidak merata serta sindrom mulut terbakar.
Penyebab lidah COVID
Para ahli mengatakan, sariawan bisa menjadi penyebab di balik gejala lidah COVID-19. Mereka mengatakan, sariawan merupakan jamur yang dapat disebabkan oleh virus corona atau oleh beberapa obat yang digunakan untuk mengobati COVID-19.
Mereka juga mengatakan, pembengkakan lidah COVID-19 dapat disebabkan karena reseptor Angiotensin-converting enzyme 2 (ACE) di lidah. Reseptor ACE adalah protein yang akan masuk ke dalam tubuh bersama dengan virus corona.
Penyebab lain lidah COVID-19 adalah mulut kering. Karena COVID-19, kelenjar ludah di mulut mengeluarkan lebih sedikit air liur sehingga menyebabkan kekeringan di mulut. Di mana mulut kering merupakan tempat berkembang biaknya sejumlah penyakit mulut.
Lidah COVID dan Omicron
Gejala lidah COVID-19 juga dilaporkan muncul pada varian Omicron. Infeksi yang diinduksi Omicron menunjukkan beberapa gejala, seperti flu biasa dan lidah COVID-19 bersama dengan beberapa gejala lain, seperti nyeri otot, diare dan ruam kulit.
Mengapa lidah COVID-19 tidak banyak dibicarakan?
Mungkin karena gejala ini tidak terlalu umum seperti gejala lainnya. Sementara dokter dan petugas medis biasanya lebih fokus pada gejala-gejala umum, seperti demam dan batuk serta melakukan pemeriksaan jantung, paru-paru, dan perut dalam kondisi serius.
"Banyak dokter fokus pada jantung, paru-paru dan perut di era COVID-19. Mereka lebih sering memeriksa mulut karena dapat meningkatkan risiko terinfeksi. Gejala ini mungkin terlewatkan pada banyak individu," kata profesor dan kepala departemen kesehatan penyakit menular di Universitas di Buffalo, New York, Thomas Russo, MD