Kasus COVID-19 Menurun, Pakar IDI Prediksi 3 Bulan Lagi Endemi

Ilustrasi virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/pikisuperstar

VIVA – Banyak masyarakat menantikan pandemi COVID-19 segera usai, disertai fakta mulai menurunnya kasus di Indonesia. Apalagi, vaksinasi pun kian digencarkan sehingga situasi endemi seolah menjadi jawaban yang ditunggu-tunggu warga +62. Lantas, apa kata pakar Ikatan Dokter Indonesia?

Taiwan Siap Berbagi Pengalaman Pelayanan Medis dengan Indonesia

Ketua Satuan Tugas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban dengan sigap mengatakan bahwa pandemi bisa berubah menjadi endemi dalam waktu singkat. Penemu kasus pertama HIV/AIDS di Indonesia itu menyampaikan bahwa endemi bisa terjadi, yang artinya manusia sudah bisa 'adaptasi' dengan virus corona ini.

"Kapan endemi COVID-19 di Indonesia terjadi? Tidak akan lama lagi. Sekitar tiga bulan. Semoga. Bismillah," ujar Prof Beri, sapaannya, dalam cuitan di akun Twitternya.

IDI Dorong Saintifikasi Jamu dalam Rangkaian HBDI ke-116

Bukan tanpa alasan prediksi tersebut tercetus olehnya, lantaran kondisi di Indonesia dinilai sudah membaik. Sejumlah faktor yang menentukan endemi, kata Prof Zubairi, mulai dari tingkat rawat inap, kematian, serta jumlah kasus baru.

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.

Photo :
  • pexels/Edward Jenner
Kuota Haji Kabupaten Tangerang Bertambah, 20 Persen Lansia

"Faktor yang berperan untuk menuju endemi? Tingkat rawat inap dan kematian. Beban sistem kesehatan. Jumlah kasus baru. Positivity rate. Vaksinasi. Kebijakan pemerintah. Perilaku masyarakat. Pengobatan baru," imbuhnya.

Kendati begitu, Prof Beri menegaskan bahwa endemi bukan berarti SARS-CoV-2 ini akan hilang dari muka bumi. Endemi berarti, lanjut Prof Beri, manusia hidup berdampingan dengan virus asal Wuhan namun penularannya sudah tak berdampak luas.

"Endemi itu bukan berarti situasinya tak ada COVID-19 sama sekali. Bukan berarti juga kita enggak berpikir tentang COVID-19 lagi. Penyakit ini tetap ada. Statis. Tak terlalu meningkat, tak terlalu turun—dan tak ada lonjakan besar yang tak terduga seperti tahun-tahun sebelumnya," bebernya.

Ilustrasi virus corona.

Photo :
  • Freepik/pikisuperstar

Pakar IDI itu menilai bahwa kondisi Indonesia sudah jauh lebih baik dibanding tahun 2021 lalu, atau pun di awal tahun 2022 ini. Pada tahun 2021 lalu, varian Delta tengah melanda dan menimbulkan gejala parah. Sementara di awal tahun 2022 ini, varian Omicron meluas dan membuat kasus melonjak meski kini nampaknya kasus mulai mereda.

"Indonesia tampak jauh lebih baik. Kasus harian terus turun. Bahkan, tiga hari belakangan, kasus baru selalu di bawah 10 ribu. Semoga ini pertanda pandemi benar-benar mereda. (Jumlah kasus) 16 Maret 2022: 13.018 17 Maret: 11.532 18 Maret: 9.528 19 Maret: 7.951 20 Maret: 5.922," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya