Masyarakat Indonesia Sudah Punya Super Immunity Terhadap COVID-19?

Ilustrasi COVID-19/virus corona
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Beberapa negara di Eropa dan Asia, seperti Inggris, Jerman, Prancis, Swiss, Korea Selatan, Jepang, Singapura, China dan Hong Kong diketahui mengalami kenaikan kasus COVID-19. Kenaikan kasus ini didominasi oleh subvarian baru dari Omicron, yakni varian BA.2.

Kemenkes: Tetap Terapkan Protokol Kesehatan Waspadai COVID-19 Varian KP.1 dan KP.2

Varian BA.2 sendiri diketahui telah mendominasi kasus COVID-19 di sejumlah negara di dunia, termasuk Indonesia dan India. Namun, berbeda dengan negara-negara lainnya, pola varian BA.2 di Indonesia dan India tidak dalam bentuk lonjakan kasus.

"India dan Indonesia agak berbeda polanya. Varian ini dominan di India dan Indonesia. Tapi dominannya varian ini tidak dalam bentuk lonjakan kasus. Kita sendiri masih terus meneliti," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam virtual conference baru-baru ini.

7 Fakta COVID-19 Melonjak di Singapura, Sepekan Capai 25 Ribu Kasus

Lebih lanjut, berdasarkan dugaan pihak pemerintah dengan anomali kasus yang terjadi di India dan Indonesia adalah keterlambatan vaksinasi dibandingkan dengan negara-negara di Asia lainnya. Di Indonesia sendiri, kata menkes, vaksinasi mulai dimasifkan sejak September lalu.

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.

Photo :
  • pexels/Edward Jenner
Terpopuler: Manfaat Kurma hingga Kasus COVID-19 Melonjak di Singapura

"Karena vaksinasi kita mulainya relatif lambat dibanding negara asia lainnya. Kita baru masif vaksinasi di bulan september ke atas, dengan demikian level antibodi yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia masih tinggi," kata Budi.

Tidak hanya itu, gelombang Delta yang melanda India dan Indonesia juga memiliki peran dalam membentuk antibodi masyarakat. Sebab, ketika gelombang Delta melanda Indonesia, kasus harian positif di Tanah Air melambung tinggi.

"Sebelum vaksinasi dilakukan secara masif di September, kita terkena gelombang Delta yang cukup besar, sehingga akibatnya banyak masyarakat Indonesia yang sudah memiliki antibodi berasalkan dari infeksi, bukan dari vaksinasi. Karena kita tahu antibodi bisa dibentuk dari alamiah, infeksi atau dibentuk dari vaksinasi buatan," ucapnya menjelaskan.

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Freepik

Menkes menjelaskan lebih lanjut, hasil penelitian menunjukkan, orang yang sudah pernah terkena COVID-19 dan sudah divaksinasi atau sebaliknya, daya tahan tubuhnya atau antibodinya kuat dan bertahan lama.

"Kombinasi itulah kita lihat di Indonesia dan India terjadi. Mereka terkena gelombang Delta Mei, kemudian vaksinasi naik. Sehingga posisi mereka ketika varian Omicron datang, mereka sudah double antibodinya, baik dari infeksi dan vaksinasi. Istilahnya super immunity," kata Menkes Budi.

Ilustrasi COVID-19/virus corona.

Kemenkes: COVID-19 Tidak Sepenuhnya Hilang, Masih Ada Potensi Muncul Varian Baru

Kementerian Kesehatan menyatakan COVID-19 tidak sepenuhnya hilang meski saat ini statusnya sudah endemi. Masih ada potensi munculnya varian atau subvarian baru.

img_title
VIVA.co.id
28 Mei 2024