Studi: Perempuan Memiliki Lebih Banyak Gejala Long COVID

Flu
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Menyaksikan tanda-tanda Long COVID-19 setelah infeksi awal telah menjadi skenario umum setelah ketiga gelombang virus corona. Orang yang menderita infeksi ringan atau berat mungkin harus menghadapi gejala yang tidak menyenangkan selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. 

Geger Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Ketua KIPI Sebut Tidak ada Kejadian TTS di Indonesia

Dari kabut otak hingga rambut rontok, COVID-19 yang berkepanjangan dapat menyebabkan berbagai gejala dan mengganggu orang-orang dari semua kelompok umur. Tetapi menurut sebuah studi baru, perempuan mungkin harus menghadapi lebih banyak gejala pasca pemulihan dibandingkan dengan rekan pria mereka, demikian dilansir dari Times of India.

Ilustrasi sakit/demam.

Photo :
  • Pexels/Andrea Piacquadio
Kementerian PPPA: Korban Kekerasan Seksual Tidak Boleh Di-pingpong

Gejala yang mungkin dialami perempuan

Sebuah laporan yang diterbitkan dalam edisi terbaru jurnal bulanan peer-review Journal of Women's Health mengungkapkan bahwa perempuan lebih cenderung menunjukkan gejala seperti kesulitan menelan, kelelahan dan nyeri dada pada tindak lanjut jangka panjang dibandingkan dengan pria. 

Kemenko Ekonomi Ungkap KUR 2024 Telah Tersalur ke 149.602 Debitur hingga April

Meskipun diketahui bahwa perempuan kurang rentan untuk mengembangkan infeksi dan memiliki peluang kematian yang lebih rendah daripada pria pada fase akut COVID-19, namun, para peneliti dari penelitian ini telah memperhatikan bahwa perbedaan jenis kelamin dapat membuat situasinya sedikit sulit bagi mereka

Perbedaan gejala yang dialami pria dan wanita

Menurut temuan penelitian, dari semua orang yang menderita COVID-19 yang lama, perempuan 97 persen lebih bergejala dibandingkan dengan 84 persen laki-laki. Masalah sesak nafas, lemas, nyeri dada, jantung berdebar-debar dan gangguan tidur sering terjadi pada wanita. 

Namun keluhan nyeri otot dan batuk tidak banyak. Selain itu, gangguan tidur juga lebih sering terjadi pada wanita, sementara pria cenderung kehilangan lebih banyak berat badan pada fase pasca infeksi.

Tanda-tanda umum lainnya dari Long COVID

Virus corona dapat menyerang beberapa organ dalam satu waktu. Tanda-tanda ini dapat muncul dalam urutan apa pun dan dapat bertahan selama beberapa bulan. Tidak ada cara khusus untuk memprediksi siapa yang akan menderita Long COVID dan siapa yang tidak. Berikut adalah beberapa tanda umum lainnya dari Long COVID:

- Kelelahan
- Sesak napas
- Batuk
- Nyeri sendi
- Nyeri dada
- Masalah memori
- Masalah tidur
- Nyeri otot
- Palpitasi
- Kehilangan bau atau rasa
- Depresi atau kecemasan
- Demam
- Pusing

Sakit kepala atau pusing

Photo :
  • Times of India

Tanda-tanda virus corona dialami sekitar 90 hari setelah infeksi awal, disebut sebagai Long COVID. Tanda-tanda yang mungkin dialami seseorang mungkin ringan atau sangat parah sehingga mereka mungkin perlu dirawat di rumah sakit. 

Meskipun masih banyak yang harus dipahami tentang Long COVID, data menunjukkan bahwa sekitar 10 persen hingga sepertiga dari mereka yang terinfeksi virus corona menderita Long COVID. 

Para peneliti masih berusaha memahami penyebab sebenarnya dari Long COVID. Ada beberapa teori yang berkaitan dengan hal itu dimana tanda-tandanya mungkin muncul karena kerusakan dari infeksi asli, reservoir virus yang tersisa di dalam tubuh, sisa peradangan dan itu bisa menjadi respons autoimun.

Tiga Pelajar perempuan di Blitar Terekam Mabuk di Tengah Sawah

Tiga Pelajar di Blitar Terekam Mabuk di Tengah Sawah, Diduga Konsumsi Arak Jawa Campur Soda

Tiga pelajar perempuan di Blitar terekam mabuk di tengah sawah konsumsi Arak JawaCampur soda dan salah satu dari mereka bahkan tergeletak di tengah jalan persawahan

img_title
VIVA.co.id
5 Mei 2024