Jenis Olahraga Ini Ampuh Jaga Kesehatan Jantung, Yuk Coba!

Ilustrasi berolahraga/olahraga/berkeringat.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Olahraga merupakan salah cara terbaik dalam menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh secara keseluruhan. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang mengabaikan olahraga dan akhirnya menjadi faktor penyebab masalah pada jantungnya.

Dewan Penasihat Nutrisi Herbalife Nutrition Dr. Rimbawan mengatakan bahwa peningkatan angka penyakit tidak menular menjadi tinggi di Indonesia. Faktor yang menjadi pemicu adalah konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurangnya aktivitas fisik. 

Orang yang tidak aktif hampir dua kali lebih mungkin terkena penyakit jantung daripada mereka yang lebih aktif. Fakta tersebut menunjukkan betapa pentingnya olahraga untuk mencegah penyakit kardiovaskular. Kesehatan jantung sendiri sangat dibutuhkan agar mampu menjalankan sistem kerja tubuh secara menyeluruh dengan sempurna.

"Penyakit jantung meningkat tajam di usia 45 tahun ke atas. Yang mengejutkan, kelompok muda terjadi peningkatan kejadian penyakit jantung koroner," terang Pakar Biokimia dan Gizi, dalam acara virtual bersama Herbalife Indonesia, baru-baru ini.

Ilustrasi serangan jantung/stroke.

Photo :
  • Freepik/rawpixel.com

Penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi ancaman dunia (global threat) yang berperan utama sebagai penyebab kematian terbanyak di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit kardiovaskular seperti jantung koroner atau jantung iskemik adalah salah satunya. 

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia mengidap penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka penderita penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Lantas, apa yang harus dilakukan agar mencegah penyakit jantung sejak usia muda?

Pola hidup sehat menjadi jawabannya, termasuk jalani aktivitas fisik. Aktivitas fisik dikategorikan cukup apabila seseorang melakukannya selama 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam seminggu. 

Terpopuler: Negara Tanpa Malam hingga Olahraga Ringan Setelah Lebaran

"Kombinasi olahraga sifatnya aerobik lebih direkomendasikan untuk kesehatan jantung seperti jalan kaki, sepeda, senam ringan. Tetap rekomendasi WHO, 30 menit sehari 5 kali seminggu," jelas Rimbawan.

Ilustrasi berolahraga/olahraga/berkeringat.

Photo :
  • Freepik/svetlanasokolova
7 Manfaat Tempe untuk Kesehatan Tubuh, Jadi Sumber Protein untuk Kesehatan Tulang

Orang yang melakukan aktivitas fisik aktif selama 7 jam dalam 1 minggu mempunyai risiko 40 persen lebih rendah mengalami kematian dini dibandingkan mereka yang melakukan aktivitas fisik kurang dari 30 menit seminggu.

Banyak sekali penurunan risiko penyakit jika seseorang melakukan sedikitnya 2,5 jam senam aerobik yang sedang secara intensif (moderate-intensity aerobic physical activity) setiap minggu. Bahkan dengan mencoba melakukan program olahraga kardio selama dua minggu, latihan akan lebih mudah dan tidak membuat mengganggu aktivitas sehari-hari Anda.

FOBI Gelar Kejuaraan Dunia Bertajuk Piala Presiden, 10 Negara Tampil

"Jadi, selain mengatur pola makan dengan nutrisi yang seimbang, lakukanlah hobi yang bermanfaat bagi jantung dan kesehatan. Bisa dengan berjalan, berlari, bersepeda, menari, berenang, dan apa pun yang membuat detak jantung Anda meningkat. Semua itu dapat berdampak positif pada kesehatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan Anda sekarang dan di masa mendatang," terangnya.

Bicara soal pola makan, dokter Rimbawan anjurkan sejumlah makanan untuk menjaga kesehatan jantung seperti gandum utuh, asam amino, minyak zaitun, ragam sayur mayur, serta jenis ikan dan makanan laut lain. Selain itu, kacang-kacangan menjadi sumber penting untuk mempercepat proses aliran darah sehingga kesehatan jantung pun lebih terjaga. Serta, jalani rutinitas makan yang tepat dan kelola stres dengan baik.

"Sarapan sering dianggap remeh tapi kebiasaan meninggalkan sarapan berkaitan dengan obesitas. Siangnya nanti makan berlebihan. Istirahat cukup dan kelola stres. Juga, makan makanan kenyang lebih lama (indeks glikemik lebih rendah)," pesannya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya