Dalam Sebatang Rokok, Ada 69 Jenis Zat Karsinogenik Penyebab Kanker

Ilustrasi rokok.
Sumber :
  • Pixabay/Ralf Kunze

VIVA – Konsumsi tembakau (merokok) dan urutan permasalahannya kerap diingatkan dalam edukasi kesehatan. Dokter Spesialis Paru dari Siloam Hospitals Dhirga Surya di kota Medan, dr Rudy Irawan Sp. P(K)., mengatakan, dalam asap rokok, zat yang paling membahayakan bagi perokok adalah TAR yang dihasilkan dari proses pembakaran zat kimia dan partikel padat (solid carbon) yang hanya dihasilkan saat rokok dibakar. 

Bergerak Cepat, Bea Cukai Kudus Kembali Temukan Dua Bangunan Tempat Produksi Rokok Ilegal

Ada lebih dari 7 ribu macam senyawa kimia dalam TAR, sebagian di antaranya berbahaya terhadap kesehatan. Dan setidaknya ada 250 zat di dalam batang rokok yang berbahaya, dan 69 jenis di antaranya diketahui bersifat karsinogenik, yaitu dapat menyebabkan kanker.

Berdasarkan laporan Southeast Asia Tobacco Control Alliance (Seatca) berjudul The Tobacco Control Atlas tahun 2019, jumlah perokok di Indonesia sebanyak 65,19 juta orang, sehingga menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah perokok terbanyak di Asia Tenggara.

Mengenal Penyakit Radang Usus, Bisa Sebabkan Kanker Usus Besar Jika Dibiarkan

Selain itu, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, jumlah perokok di atas 15 tahun sebanyak 33,8 persen. Dari jumlah tersebut 62,9 persen merupakan perokok laki-laki dan 4,8 persen perokok perempuan.

Ilustrasi rokok (picture-alliance/dpa/APA/H. Fohringer).

Photo :
  • dw
Pengakuan Chandrika Chika ke Ibunya: Gak Tau Vape yang Dihisap Ada Narkobanya

"Dari data tersebut dan dampak merokok aktif sama bahayanya dengan yang terpapar atau disebut perokok pasif. Ditemukan risiko terpapar penyakit atau gangguan kesehatan bagi perokok aktif maupun pasif adalah sama, satu banding satu," ungkap dr. Rudy, pada sesi edukasi Memperingati Hari Tembakau Dunia, melalui Live Instagram, baru-baru ini. 

Disampaikan dr. Rudy, yang berpraktik tetap di Siloam Hospitals Surya Dhirga di Jalan Imam Bonjol Kota Medan ini, gangguan kesehatan yang sangat mungkin timbul bagi perokok aktif dan pasif adalah gangguan pernapasan, kanker paru, penyakit jantung kronis, stroke karena penyempitan pembuluh darah otak dan lain sebagainya. 

Sebagai solusi utama, Rudy menyarankan, hal penting bagi masyarakat yang ingin sekali berhenti merokok adalah menciptakan kondisi lingkungan yang sehat dengan memulainya dari niat dan berkonsultasi kepada dokter. 

"Selain hal itu adalah menghindari stres, berolahraga rutin dan pola makan, serta pola istirahat yang baik bagi tubuh, sekaligus berdoa kepada Yang Maha Kuasa," pungkas Rudy. 

Ilustrasi sel kanker.

Photo :
  • Pixabay

Seputar merokok tembakau
Konsumsi tembakau dengan merokok di Indonesia dimulai pada zaman kolonial Belanda tahun 1800 yang ditandai dengan dibukanya lahan perkebunan tembakau di beberapa daerah. Rokok yang hanya berawal dari coba-coba menjadi kebiasaan dan kebutuhan, berbahaya karena paling tidak ada 70 ribu zat adiktif pada sebatang rokok yang amat berbahaya bagi kesehatan. 

Perokok aktif pada hakikatnya menghisap dua jenis zat utama. Yaitu asap pembakaran dari tar dan nikotin. Keduanya berbahaya, dan 'asap sampingan' yang paling berbahaya karena selain bisa terhirup manusia juga dapat 'hinggap' di mana saja ( baju, lengan, dan lain-lain). 

Adakah yang positif dari merokok? 
Dokter Rudy, menjelaskan, positif merokok hanya sejumlah 0,000001 persen, yaitu timbulnya efek relaksasi (perasaan tenang yang semu) pada saat menghisapnya. Namun pada dasarnya hal tersebut merupakan pemenuhan kecanduan nikotin yang sudah ada dan terus mengirimkan 'sinyal terpenuhi' dalam tubuh perokok.

"Tradisi dan budaya merokok harus diubah untuk mengurangi dampak negatif dari rokok dan mengutamakan kemaslahatan masyarakat. Jika dilihat dari karakteristik dan perilakunya, upaya untuk mengatasi masalah rokok di Indonesia harus dilakukan berbagai pendekatan (pendekatan holistik) secara budaya, kesehatan, ekonomi, regulasi dan komunikasi," paparnya. 

Ilustrasi jangan merokok.

Photo :
  • Pixabay

Pendekatan holistik ini, menurut Rudy, diperlukan agar dalam penanganannya, dapat dipetakan bagaimana aspek tradisi dan budaya merokok memengaruhi gaya hidup seseorang. Oleh karena itu, upaya mengatasi permasalahan merokok harus melibatkan semua pemangku kepentingan terkait, mulai dari pemerintah, masyarakat, praktisi kesehatan, akademisi, pelaku industri dan juga para perokok itu sendiri.

"Jika saat ini Anda masih aktif merokok, pertimbangkan untuk segera berhenti. Pasalnya, terdapat lebih dari 16 penyakit utama pada perokok yang dapat merusak kualitas hidup manusia. Misalnya seperti kerusakan atau gangguan paru-paru, penyakit jantung, kanker, rusaknya sistem reproduksi pada wanita, hingga kerusakan organ pada mulut dan tulang. Semua penyakit ini mengintai dan bisa mengancam nyawa," tutup dr. Rudy Irawan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya