Kata Pakar Soal Cacar Monyet Disebut Penyakit Menular Seksual

Gambar virus cacar monyet lewat miskroskop
Sumber :
  • Cynthia S. Goldsmith, Russell Regner/CDC via AP

VIVA Lifestyle – Di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung, kemunculan infeksi cacar monyet atau Monkeypox dilaporkan oleh beberapa negara tanpa riwayat endemi monkeypox sebelumnya. Total laporan cacar monyet hingga saat ini adalah 22 ribu kasus di seluruh dunia.

11 Warga Jakarta Barat Terpapar Cacar Monyet

Sejak awal Mei 2022, beberapa negara melaporkan kasus monkeypox yang terjadi pada pasien tanpa riwayat bepergian ke daerah Afrika Barat atau Afrika Tengah, daerah dimana terjadi endemik virus monkeypox. Amerika Serikat dilaporkan sebagai negara dengan angka kasus terbanyak sejauh ini mencapai 4 ribu kasus.

Berbeda dengan kasus cacar monyet pada beberapa tahun silam, populasi yang tercatat paling banyak saat ini cenderung pada kelompok pria gay, biseksual, serta lesbian. Hal ini pun menuai tanda tanya akan kerentan populasi tersebut dan apakah cacar monyet sudah masuk ke dalam kelompok penyakit menular seksual. Namun, para pakar menyanggahnya.

KALEIDOSKOP 2023: Perjalanan Kasus Cacar Monyet di Indonesia

Cacar monyet

Photo :
  • The Sun

"Konsentrasinya memang pada populasi gay, lesbian, dan, HIV. Dilaporkan pada populasi itu cukup banyak terkena cacar monyet. Meski begitu, masih secara teori bahwa penularan bukan karena seksual kontak," ujar Ketua Satgas Monkeypox PB IDI, dr Hanny Nilasari, SpKK, dalam konferensi pers virtual, Selasa 2 Agustus 2022.

411 People Have Vaccinated with Second Monkeypox Vaccine

Lebih jauh, dokter Hanny menegaskan bahwa seksual kontak memiliki prinsip bahwa penularan hanya melalui aktivitas seksual. Namun pada kasus cacar monyet ini, penularan cenderung pada kontak antar kulit dan mukosa sehingga pada aktivitas yang melibatkan sentuhan, termasuk seks, juga berisiko.

"Yang jadi concern itu kontak dari kulit ke kulit, mukosa ke mukosa daerah mulut, anus, mata, bisa transfer virus, tapi itu secara kebanyakan bukan hanya pada populasi khusus ini tapi orang-orang yang melakukan kontak-kontak seksual dan berisiko," tambahnya.

Senada, Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit Indonesia (PERDOSKI), DR. dr. H. Prasetyadi Mawardi, Sp. KK (K), menuturkan bahwa kontak antar kulit dan mukosa sudah terbukti menjadi sumber penularan utama. Pada kelompok homoseksual sendiri, Prasetyadi menilai, adanya kontak erat antara kulit dan mukosa ketika melakukan aktivitas seksual sehingga cacar monyet rentan menginfeksi.

"Bukan infeksi menular seksual, tapi karena kontak kulit-kulit, kulit-mukosa, dan mukosa-mukosa, memudahkan terjadinya infeksi cacar monyet. Kita tahu pada beberapa laporan, populasi khusus cenderung meningkat, tapi dipahami bahwa itu karena kontak eratnya," kata dokter Prasetyadi.

"Kelompok homoseksual terinfeksi cacar monyet, lalu lakukan kontak genital ke anal, genital ke oral, memudahkan transmisi cacar monyet seseorang yang dekat dengan pasien," sambungnya.

Ilustrasi manusia terinfeksi Cacar Monyet.

Photo :
  • Dok CDC Public Health

Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Dr. dr. Eka Ginanjar, SpPD-KKV, MARS, juga menekankan agar tak melakukan stigma atau diskriminasi pada kelompok tertentu. Sebab, peran penting tiap masyarakat adalah mengenali pencegahan dari kontak erat yakni melalui kulit dan mukosa.

"Saya tekankan bagaimana cegah kontak erat. Kalau ada orang dengan risiko, gambaran klinis seperti monkeypox, mungkin kontak erat. Ini berkaitan dengan kulit ketemu kulit atau kulit ke mukosa," tandasnya.

Monkeypox, atau cacar monyet, adalah penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis) dengan dua moda transmisi yakni transmisi hewan ke manusia dan transmisi manusia ke manusia. Transmisi virus monkeypox dari hewan ke menusia dapat terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi atau melalui gigitan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya