Bahaya, Keseringan Main Gadget Picu Penyakit Jantung

Ilustrasi main handphone.
Sumber :
  • Unsplash

VIVA Lifestyle – Bermain gadget atau smartphone, nyatanya tidak hanya buruk bagi kesehatan mata, namun, candu akan barang elektronik itu, bahkan juga menjadi pemicu timbulnya penyakit jantung.

Pekerja Kantoran Sering Mengeluh Sakit Leher dan Pinggang? Begini Mengatasinya

Hal ini diungkapkan DR. dr. Antonia Anna, SPPJ, salah satu dokter spesialis di Siloam Hospital Tangerang. Melalui seminar Hari Jantung Sedunia, yang  mengatakan, bila di tahun 2021 hingga tahun 2022 ini, penyakit jantung sudah tidak hanya menyerang orang lanjut usia (lansia), melainkan sudah merambat ke anak-anak muda dengan rentan usia 30 tahun. Yuk scroll selengkapnya.

"Zaman sekarang bukan lagi orang tua yang terserang penyakit jantung, tapi sudah merambat ke anak muda. Kenapa demikian? Hasil riset saya, banyaknya anak muda yang terkena penyakit ini dengan persentase 2 sampai 4 persen, karena mereka terlalu sibuk bermain gadget, hingga timbulnya malas bergerak," katanya, Selasa, 4 Oktober 2022.

5 Manfaat Menakjubkan Mengonsumsi Air Kelapa Setiap Hari, Bisa Jaga Kesehatan Jantung

Belum lagi, kondisi Pandemi COVID-19 yang terjadi sejak tahun 2020, turut menjadi faktor malasnya orang-orang untuk beraktivitas meski di dalam rumah.

"Waktu pandemi COVID-19 kan kita memang diminta untuk stay di dalam rumah, tapi seharusnya itu bukan menjadi alasan kita untuk malas beraktivitas. Terlebih setelah kondisi sekarang makin baik, orang telah termanjakan dengan situasi dua tahun lalu, menjadikan mereka memilih hal-hal praktis untuk mengurangi aktivitas mereka, dan sibuk dengan gadgetnya," ujarnya.

Jokowi Bersyukur Angka Stunting Turun dari 37 Persen Menjadi 21 Persen

Ilustrasi: Jantung Seperti Ditusuk

Photo :
  • vstory

Malas bergerak akibat kecanduan gadget ini, membuat mereka terkena penyakit Sitting Disease, penyakit terlalu banyak duduk akibat mereka yang memiliki tren gaya hidup malas bergerak.

"Sitting disease, penyakit duduk. Nantinya kena sindrom metabolik, sehingga orangnya jadi gemuk, kolesterol naik, gula darahnya naik, dan itu meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke," tuturnya.

Atas kondisi itu, Anna pin menyarankan agar setiap orang melakukan olahraga lima sampai tujuh kali dalam seminggu, dengan intensitas 30 sampai 60 menit perharinya.

"Dulu kan dianjurkan 3 sampai 5 kali berolahraga, sekarang, kalo bisa setiap hari kenapa tidak? Kan kita makan setiap hari, ada baiknya membakar kalori tiap hari. Kalaupun tidak bisa berolahraga karena kesibukan bekerja, kita bisa perbanyak bergerak, semisal kita duduk sudah satu jam, maka diselling harus bergerak minimal 10 menit. Entah itu ke toilet, mengambil air minum atau bentuk perenggangan lain," ujar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya