IDAI: Gangguan Ginjal Akut Hanya Mencuat di Gambia dan Indonesia

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • Freepik/DCStudio

VIVA Lifestyle – Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), mengatakan bahwa hingga saat ini gangguan ginjal akut pada anak nyaris mencapai 200 kasus di 20 provinsi di Tanah Air. Rupanya, wabah gangguan ginjal akut misterius ini tak terjadi di negara lain sehingga menimbulkan banyak tanda tanya.

Cakupannya Menurun, Kemenkes Imbau Lengkapi Vaksinasi Anak-anak hingga Orang Dewasa

"Sempat ketemu Kemenkes, Pak Menteri sempat bertanya soal gangguan ginjal akut, di luar negeri nggak ada katanya. Memang di luar belum ada (kasusnya). Yang baru mencuat di Gambia dan Indonesia," ujar Piprim dalam konferensi pers daring, Selasa 18 Oktober 2022. Scroll untuk informasi selengkapnya.

Ada pun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan untuk empat obat pediatrik buatan India menyusul kematian 66 anak akibat cedera ginjal akut di negara Gambia, Afrika Barat. Menurut Peringatan Produk Medis WHO, bahan kimia beracun seperti dietilen glikol dan etilen glikol ditemukan dalam produk, yang dilaporkan pada September 2022.

Taiwan Siap Berbagi Pengalaman Pelayanan Medis dengan Indonesia

Keempat obat terkontaminasi tersebut telah diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, yang berlokasi di Haryana, India. Ini termasuk Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup dan Magrip N Cold Syrup, semua sirup obat batuk dan pilek.

Obat batuk

Photo :
  • http://groovygreenlivin.com
Tentang Metode Freeze Drying ASI, Ini Tanggapan IDAI

"WHO sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan perusahaan dan otoritas pengatur di India," kata organisasi itu dalam serangkaian tweet, mengutip Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari The Health Site, beberapa waktu lalu.

Piprim juga melaporkan penambahan kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak di Indonesia. Total kasus yang berhasil dihimpun oleh IDAI kini sebanyak 192 kasus dengan lonjakan kasus di bulan September dan Oktober 2022 ini.

"Total 192 kasus. Bukan berarti kasus baru tiba-tiba melonjak. Tapi ini adalah data yang baru dilaporkan ke kami," tambahnya.

Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI, dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) menambahkan bahwa pada pasien anak dengan gangguan ginjal akut biasanya ditandai masalah sistem pencernaan seperti diare hingga timbul dehidrasi. Dokter Eka juga menganjurkan agar dilakukan pemeriksaan lanjutan saat anak telah sembuh dari gangguan ginjal akut tersebut.

"Maka harus pantau. Minimal setahum sekali periksa fungsi ginjal. Periksa juga urine. Urine jadi parameter baik untuk periksa fungsi ginjal. Karena urine diproduksi dari komposisi normalnya urine harus bisa keluarkan sampah tubuh. Tidak boleh keluarkan zat-zat yang dibutuhkan tubuh contohnya sel darah merah, eritrosit, albumin," kata dia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya