Wabah Leptospirosis Merebak di Pacitan, 112 Warga di 5 Desa Terinfeksi

Awas bahaya wabah Leptospirosis
Sumber :
  • IG @explore.bantul

VIVA Lifestyle – Kasus Leptospirosis menyerang warga pacitan sejak 3 pekan terakhir. Ratusan warga mengalami suspect, dengan 24 positif, bahkan 3 waga meninggal dunia yang disebabkan oleh bakteri Leptospira tersebut.

2.000 Hewan Ternak Dilakukan Vaksinasi Antisipasi Wabah PMK Secara Gratis

Kasus Leptospirosis terus merebak di wilayah Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan. Dalam kurun waktu 3 pekan terakhir tercatat sudah 112 warga di Kecamatan setempat dilaporkan suspect bakteri Leptospira.

Dari Jumlah tersebut, 24 warga dinyatakan positif. Sedangkan 3 penderita atas nama Tukino, Samiyem dan Sukimin meninggal dunia. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Bentrok Kelompok Rontek di Pacitan Meluas: Kendaraan Pemudik Rusak Dilempar Batu

Koordinator Pengendalian Penyakit Menular Puskesmas Nawangan, Wahyu Tri Widodo mengatakan, dari total 24 pasien yang positif, 7 warga sempat manjalani perawatan di Puskesmas setempat.

Identitas Pemeran Video Mesum di Hutan Pacitan Terkuak, Begini Pengakuannya

Sementara itu, 17 pasien di rawat di RSUD dr Darsono Pacitan. Rata rata penderita Leptospirosis mengalami keluhan diantaranya demam tinggi hingga nafsu makan yang berkurang dan specifik pada nyeri pada betis kaki.

"Yang dirawat di Puskesmas sudah sembuh dan pulang kerumah. 17 orang mungkin masih menjalani perawatan di Rumah Sakit dr Darsono Pacitan. Kebanyakan pasien kami dengan keluhan demam tinggi disertai nafsu makan berkurang dan terindikasi terinfeksi virus leptospirosis," katanya.

Selain itu pihak Dinas Kesehatan bersama dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) surabaya telah pekan lalu sudah melakukan pengambilan sample untuk dilakukan penelitian. Namun hingga saat ini hasilnya belum ada.

Penyebaran kasus Leptospirosis di Kecamatan nawangan merebak di 5 desa. Di antaranya Desa Mujing, Desa Nawangan, Desa Gondang, Desa Sempu dan Desa Jetis Lor.

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira tersebut di duga akibat warga terkontaminasi air kencing tikus saat berada di sawah.

Hal ini berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, diketahui bahwa tingkat populasi tikus mengalami peningkatan sebesar 2 persen di wilayah Kecamatan Tersebut.

Sutarno, Kepala Desa Mujing Kecamatan Nawangan ini menjelaskan, Penderita terbanyak berada di Desanya. Dengan jumlah penderita hampir mencapai seratus orang.

Rencananya Warga Desa akan melakukan gropyok (basmi tikus) secara serentak agar populasi dan penyebaran virus dapat di cegah.

"Satu di antara 5 desa itu penderita Leptospirosis terbesar berada di Desa Mujing. Yang meninggal 1 orang," jelasnya

Sementara saat ini penyebaran kasus leptospirosis dilecamatan nawangan telah menunjukkan tren penurunan. Namun demikian Pemerintah Kecamatan dan Desa terdampak masih terus melakukan pemantauan kepada masyarakat khususnya bagi para penderita.

Tidak hanya itu hasil laboratorium yang sample telah di uji untuk segera di beri penjelasan agar masyarakat tidak resah.

Laporan : Agus Wibowo (Pacitan)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya